Sepucuk Surat untuk Dee

13965868181318897874

Dalam secarik memori, kutuliskan segala kenangan yang pernah terukir manis bersamamu. Sedikitpun tak ada yang getir walau jarak dan waktu sempat menggerus dinding hati yang begitu kokoh ini.

Walau rembulan enggan bertandang malam ini, namun cahayamu cukup untuk menerangi malamku yang kelam. Tak perlu bersusah payah berkejaran dengan embun, karena sentuhmu telah mampu segarkan aku tiap paginya.


Mengenalmu bagai rinai hujan yang tuntaskan dahaga di tengah musim kemarau. Melihat wajahmu bagai oase yang anggun di tengah padang pasir. Mendengarmu tertawa aku lega bagai tawanan yang terlepas setelah sekian tahun terpasung.

Masih ada satu ruang dihatiku yang masih belum terjamah hingga kini. Dan aku memilihmu untuk singgah dan menetap di tempat tersebut. Maukah Dee?

Putri Apriani, 4 April 2014

Ilustrasi (listybasabasi.wordpress.com)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)