Rasaku, Rasamu?

Ilustrasi (clairsophie.blogspot.com)


Kau, adakah rasa yang berbeda ketika aku meracik rasaku dan rasamu yang aku tuangkan pada segelas hatimu?

Lalu bagaimana pula dengan secuil harapan yang pernah kita tanam bersama? Secuil harapan tentang masa depan? Ingatkah? Atau ternyata itu hanya harapanku? Bukan harapanmu?


Andai saja kau tahu, bahwa hingga kini puing-puing asa tersebut masih kusimpan rapi dalam ruang hatiku yang terdalam. Apakah kau tahu?

Rumit memang, tentang cinta yang sulit menyatu. Cinta kita (yang mungkin) sama. Keyakinan kita (yang pasti) berbeda.

Engkau yang jauh, namun mampu memeluk hatiku begitu erat.

Seperti hilang kendali, aku tak mampu enyahkan kau dalam alam pikirku. Sedetikpun.

Tapi apa aku bisa berbuat sesuatu? Apa aku harus memasung hatimu agar tak berkeliaran kemana-mana? Kurasa tidak!

Aku memang tak mampu berbuat apa-apa. Aku hanya ingin menunggumu dalam keajaiban. Tentunya jika Tuhan menghendaki.


18 April 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)