Sajian Cinta 'Sego Gudangan'

Ilustrasi : kompasiana/Hendra Wardhana

(1)
Pagi masih diselimuti hawa yang berembun
Langkah kaki hanya ikuti arah yang menuntun
Hingga akhirnya langkahku terhenti pada sebuah dusun
Ada sebuah papan bertuliskan “Sego Gudangan Mbah Tun”
Mbah Tun, wanita senja yang aku kenal penuh santun
: Dari kejauhan
Tampak beberapa orang berjejal tak beraturan

(2)
Ada barisan sayur cantik kehijau-hijauan
Parutan kelapa dan bubuk kedelai sebagai taburan
Aku menyebutnya sego gudang atau sego gudangan
Kuliner khas Klaten nan menawan
Banyak pula tersedia aneka gorengan
Tahu goreng, tempe mendoan hingga bakwan
: Perutku keroncongan
Tak sabar ingin nikmati sego gudangan


(3)
Aku memperhatikannya – nenek renta
Jemarinya terlihat semakin keriput
Wajahnya pancarkan tiada henti – sebuah tawa
Aku tahu, lelah memburunya, namun tekadnya tak pernah surut
: Aku terpaku
Sekaligus terharu

(4)
Mbah, ini cucumu telah kembali pulang
Bawakan segudang mimpi yang telah lama kau jelang
Mbah Tun, hatimu setegar karang
Walau pagimu kini kian merangkak petang
: Aku rindu pelukan hangatmu
Aku rindu sego gudang buatanmu
Sajian cintamu – untukku

Catatan : Sego Gudangan adalah nasi yang dicampurkan dengan aneka sayuran diberi bumbu parutan kelapa, taburan bubuk kedelai pedas, kremesan tempe atau bisa juga disiram dengan sambal lethok (tahu yang diberi kuah santan yang dicampur tempe bosok) biasanya dibungkus menggunakan daun jati atau daun pisang. Sego Gudangan merupakan salah satu kuliner khas Klaten, Jawa Tengah

6 Juni 2014


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)