Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Belia

Gambar
Tegakah engkau padanya? Ceria seketika menjadi celaka Canda seketika menjadi sebuah duka Harta yang begitu berharga Kehilangan nyawa Tiada lagi senyum bahagia

Bait-bait Rasa

Gambar
Dean Sejak pertemuan yang pertama, memang aku akui, Dinar memiliki pesona yang tak biasa. Ia tak cantik seperti wanita lainnya, tapi entahlah, aku seperti tersihir bila melihat matanya, senyumnya. Ah, aku ini lelaki yang tak pandai menggombal ataupun merayu wanita. Aku tak tahu harus bagaimana, harus memulainya dari mana, harus melakukan apa untuk menaklukan hatinya? Apakah Dinar memiliki rasa yang sama denganku? Tidak, aku tidak ingin berpikir begitu. Baiknya buang saja jauh-jauh perasaanku. Bukankah Dinar termasuk orang yang mudah akrab dengan siapa saja? Tapi ia pernah berkata, bahwa ia termasuk orang yang tertutup. Ah, entahlah aku tak tahu. Bagiku Dinar adalah misteri yang begitu aku kagumi.

[Puisi Pendek] Baju

Gambar
(1)  Baju Bekas Baju bekas bernyanyi lara Terpendam pada tumpukan baju-baju baru Meronta berteriak, tubuh terpenjara “Berikan saja aku pada kaum papa!”

Sepasang Sayap untuk Rheina

Gambar
“Buket anggrek lagi?” “Entahlah..” “Kenapa dia tahu kau begitu suka anggrek?” “Theo, maafkan aku.” Theo menarik napas dalam-dalam. “Bukan salahmu Rhein..” Hal yang sama telah terjadi beberapa kali. Sebuah buket anggrek – bunga yang begitu Rheina suka, telah bertengger di meja kerja Rheina, bahkan di pagi buta sekalipun. Entahlah siapa yang mengirimkannya dan bagaimana bunga tersebut bisa hadir di meja kerjanya setiap pagi.

Terserah

Gambar
Hei, tahukah? Bahwa aku telah lelah Menghadapimu aku payah Mencoba menjaga lidah Agar tak ada luka yang merekah Namun selalu saja aku yang salah Tanpa mau terlebih dahulu kau telaah Tanpa mau berpikir agar semua tak kian parah

Drama Belum Selesai Pentas

Gambar
Wajahnya tampak begitu sangar Seringkali terucap kata-kata kasar : yang keluar dari bibir penuh gemetar Bagai petir  yang menyambar Luka kemudian begitu cepat menjalar Berjejal masuk ke rongga dada, sesak, menyebar – semestinya coba sabar

Dialog

Gambar
Karya Kolaborasi : Fadli Hermawan dan Putri Apriani Aku ini, bukanlah siapa-siapa… Saat ini, kau hidup. Kau hadir dalam dunia ini. Apa yang membuat dirimu merasa bahwa kau bukanlah siapa-siapa? Bayang-bayang kelam masa lalu, masih saja menghantuiku, demikian kuat mencengkeram. Bila tengah mengingatnya, tiada dapat aku berdaya. Badai memang telah berlalu, namun sisa amukannya masih tertoreh nyata dalam sanubariku ini.

Musim yang Baik

Gambar
Karya Kolaborasi : Chez Septiyani dan Putri Apriani Sebuah kisah klasik ini berawal dari aku yang memutuskan untuk jadi pemuja rahasia mu. Setiap pagi yang menakjubkan , setidaknya itu menurutku, aku meletakkan setangkai mawar putih di meja kerjamu – bunga kesukaanmu tentunya, di tangkainya aku selipkan kartu bertuliskan “hidup terlalu singkat untuk kamu lewatkan tanpa mencoba cintaku, untuk perempuan ku.” untaian rasa yang kuselipkan semoga mampu tuk meluluhkan hati pemilik senyum itu berbagai cara akan ku coba agar aku tak kehilangan pandangan dari senyum itu (Sheila On 7 – Terlalu Singkat)

Segelintir Asa

Gambar
Segelintir asa juga rasa untuk senja yang merapuh : Senyummu yang biasa tersungging Perlahan berkurang Bahkan terkadang menghilang Semangatmu yang biasa membara Terpaksa terhempas oleh sakit yang kau derita

Introvert

Gambar
Diam. Bisakah kau tenang sejenak? Hening. Menyendiri : dalam kealpaan.

Bintang Kejora

Gambar
Ketika malam tiba, kita terbiasa memandang langit, melihat apakah rembulan dan barisan gemintang tersenyum atau tengah diliputi mendung. Seakan bertanya, setujukah mereka pada kisah kita? Kita saling tahu, bahwa jarak tak selalu menyatukan kita. Seringkali kita terpisah – sementara. Namun, walau begitu, radar kita begitu kuat. Aku dan kamu seakan begitu dekat, seperti itu kan?

Bintang Bahambur, Ombak Sinapur Karang

Gambar
Karya Kolaborasi : Dyah Rina dan Putri Apriani. Tia baru saja selesai sholat Ashar ketika Mak Idah, mamaknya, membuka pintu kamarnya. “Tia….!” “Inggih Mak!” “Ikam sudah siapkah, Nak?” “Siap kemana Mak, ai?” “Kaya apa ikam ini? Ini hari Sabtu Nak, ai. Setiap Sabtu kan ikam setor kain ke wadah Haji Lukman. Lupa kah?”

Dia

Gambar
Dia datang secara tiba-tiba Tanpa aba-aba Tanpa rasa Membawa segumpal asa Dan kamu percaya Dia ada Untuk menggenapkan rasa

Peladophobia

Gambar
Siang terik panas menyeruak. Matahari tersenyum meniggalkan jejak. Mataku mulai lelah membaca huruf yang tertera pada buku sajak. Juga berita-berita yang terdapat di media cetak. Baiknya ku tinggalkan saja sejenak, karena cacing-cacing dalam perut mulai berontak. Teman pun sedari tadi telah mengajak, mencari minuman dan makanan yang tentunya enak-enak. Mulai dari jus sirsak, hingga ketoprak. Mulai dari es krim rujak, hingga ayam goreng sambal bajak. Suka yang mana? Silahkan pilih secara acak. Harganya? Tak sampai lima puluh ribu sudah termasuk pajak.

Anuptaphobia #2

Gambar
Kejadian seminggu lalu rupanya cukup menguras energi dan pikiranku, membuat nafsu makanku menghilang, bahkan sulit tidur. Ah rasanya semua itu terlalu berlebihan, pikirku. Berlebihan? Untuk seseorang yang belasan tahun hinggap dalam pikiranku? Kurasa itu tak berlebihan! Kembali aku berdialog dengan alam bawah sadarku. Reza, mengapa kau terus membayangiku?

Anuptaphobia #1

Gambar
Lagi-lagi aku mengecewakan orangtuaku, gagal menikah. Ketakutanku untuk membangun rumahtangga tampaknya belum juga hilang, meski lelaki yang akan menikahiku juga bukan lelaki sembarangan. Bukan lelaki yang baru saja aku kenal. Tiga kali. Dan semestinya kejadian memalukan seperti ini tak akan pernah terjadi lagi, takkan terulang untuk keempat kalinya. Belum juga menikah di usia 29 tahun membuat kedua orangtuaku begitu khawatir.

Doa untuk #QZ8501

Gambar
QZ 8501 Air Asia Burung besi melayang ke angkasa Bertolak dari awan Surabaya Hendak menuju langit Singapura Minggu pagi hilang kontak sekejap saja Banyak diantaranya berencana liburan bersama Menikmati pergantian tahun dengan suka cita Namun seketika mendadak jadi berita duka

Mengenang Duka Aceh

Gambar
Satu dekade yang lalu Laut biru mendadak mengamuk Ombaknya tak kenal ampun menggulung Manusia-manusia berlari penuh ketakutan Anak kecil, belia, dewasa hingga lansia

Suatu Siang di Hari Jumat

Gambar
/1/ Pada suatu saat Siang di hari Jumat Aku sedang makan gulai ketupat Minum segelas teh hangat Juga sebatang cokelat Oh, rasanya sungguh nikmat Hidup bagai konglomerat Yang berdarah ningrat Tiada pernah melarat.

Segenggam Hati Rania

Gambar
Karya Kolaborasi : Putri Apriani dan  Dyah Rina Entah untuk keberapa kalinya mata Surya kembali menelusuri baris demi baris dalam lembaran yang sudah mulai lusuh itu. Sesungguhnya ia makin hafal isinya dari waktu ke waktu. Tapi ia selalu ingin mengulanginya lagi dan lagi. Mencoba untuk memperlebar luka dalam hatinya yang terus mengucurkan darah. Mencoba untuk mencari penebusan yang tepat untuk keseluruhan kesalahannya selama ini.

Mesin Cuci Rusak

Gambar
Minggu lalu Bu Atiek kedatangan tamu dari desanya – yang juga merupakan saudara jauhnya, namanya Painem Andilianov, sebut saja dia Inem. Katanya sih nama belakangnya adalah nama gabungan dari bapak dan ibunya, yaitu Andi dan Lia, sementara Nov karena dia lahir pada bulan November.

Nostalgia Luka

Gambar
Karya Kolaborasi : Fadli Hermawan dan Putri Apriani Semacam tertatih rasanya, aku menyusuri jalan setapak masa lalu dan menghadapi kelam dalam bayang-bayang. Ada kepiluan yang hingga kini masih membekas, tertoreh sedemikian nyata dalam kalbu. Luka itu masih saja membelenggu diri yang rapuh ini. Bahkan pada detik yang tak sudi berkompromi, luka tersebut seakan ingin bernostalgia, ingin bertepuk tangan atas perihku yang masih menganga. Menorehkan kembali luka yang baru, luka yang sama persis seperti yang lalu. Luka yang makin melebar hingga mengalirkan nanah dan darah yang hampir saja mengering. Semua menetes dari kedua bola mataku yang sembab.

Ada Kalanya Mendung Tak Inginkan Hujan

Gambar
Ada kalanya mendung ingin terlihat gagah Membusungkan dada Tanpa ada satu titik hujan pun yang menetes dari matanya Ada kalanya mendung hanya inginkan angin menyisakan sebuah senyum Lantas menyapu goresan kelam yang masih tertinggal

Jabat Erat Sahabat

Gambar
rupa belum lah bersua raga belum lah juga teraba namun penaku yang kan mengantarkannya terserak puluhan aksara yang berkumpul kemudian mengeja berbaris membentuk barisan kata namun memiliki sejuta makna menghadirkan signal bahagia berbagi canda menghamburkan tawa

Bidadari dari Adelaide

Gambar
Elok nian! Aku menunjuk lukisan parasmu yang tergambar nyata dalam kanvas hatinya. Di sampingmu berjajar lilin sedang berusaha keras mengeluarkan cahaya menyala namun tetap tak mampu kalahkan terangnya kilau hatimu. Indah, seindah hamparan luas lautan yang ditemani debur ombak dengan puluhan camar. Sapamu, layaknya pelangi, mengeja warna pada langit yang tengah merona di ujung senja.

Kaesang oh Kaesang

Gambar
Kaesang oh Kaesang Tak jemu aku memandang Wajah unyu juga periang Pengobat hati dikala aku meriang Kaesang oh Kaesang Ingin sekali aku ke Cikarang Sedang apa, sudahkah kau makan siang? Mungkin saja kau fitness di sana sekarang

Reyhaneh Jabbari

Gambar
(1) Lalu hendak berbuat apa lagi? Bila takdir sepertinya tak menghendaki Reyhaneh Jabbari Gadis suci Yang kehormatannya dikotori Oleh mantan petinggi Morteza Abdolali Sarbandi Harus menerima kenyataan pahitnya sendiri Menerima hukuman yang bukan ulahnya pasti Sungguh ironi Bahkan eksekusi mati Telah di depan mata menanti

Serba-serbi Tessy dan Ibu Susi

Gambar
(1) Kabul Basuki Alias Tessy Seorang pekerja seni Yang berkecimpung di dunia komedi Beberapa waktu lalu tertangkap polisi Di sebuah rumah, di daerah Bekasi Kedapatan sedang mengkonsumsi Barang haram narkoba hingga ekstasi Jatuhlah harga diri Malu, lalu frustasi Hidup seakan tak bisa diajak diskusi Daripada hendak mendekam di balik jeruji Lebih baik menenggak cairan, berniat bunuh diri  

Cowok di Kursi 10 D

Gambar
Karya Kolaborasi : Dyah Rina dan Putri Apriani /1/ pada suatu ketika liburan sekolah akhirnya tiba aku menyambutnya dengan penuh suka cita menghabiskan liburan di desa ke tempat kakek dan nenek tercinta dari Jakarta menuju Jogjakarta yang pastinya istimewa hanya sendiri saja naik kereta duduk dekat jendela sambil memandang langit jingga dan hamparan sawah penuh warna

Ayu

Gambar
Ilustrasi : Ayu /1/ namaku puji rahayu biasanya dipanggil ayu kata orang wajahku memang ayu senyumku semanis madu tapi jangan pikir aku kemayu apalagi grasa-grusu aku ini anak yang pemalu aku suka sekali minum susu suka warna ungu dan hobi membaca buku cita-citaku ingin menjadi guru /2/ usiaku masih belia masih duduk di bangku menengah pertama walau ayah ibuku sudah tiada aku selalu berusaha ceria aku tinggal bersama saudara tak boleh malas bekerja membantu pekerjaan rumah tangga mulai dari menyapu hingga menyetrika lama-lama aku jadi terbiasa tak ingin mengeluh kecewa tetapi justru merasa  bahagia

KuasaMu

Gambar
Pada lelah, aku telah jengah Pada resah, aku lalu berpasrah : namun aku tak ingin menyerah KuasaMu tiarapkan aku : pada dosa yang tak terhingga Ragaku terpasung layu : pada kerikil tajam terserak hina Akankah aku mampu? Keluar dari kubangan yang terasa nista?

Wahai Pemimpin Baru

Gambar
http://cdn0-e.production.liputan6.static6.com Karya Kolaborasi : Idamoerid Darmanto dan Putri Apriani Wahai pemimpin baru gempita rakyat telah rindu pada pemimpin yang coba selalu meluangkan segenap waktu kepadamu rakyat ingin mengadu atas hidup yang teraba sendu Wahai pemimpin baru gempita rakyat telah jemu pada pengumbar harapan semu pada pengobral janji-janji palsu

Selubung Netra

Gambar
(Dalam Selubung Putih) Karya Kolaborasi :  Fadli Hermawan  dan Putri Apriani /1/ Kata orang sedari lahir mataku indah Wajahku cantik jelita Kulitku putih Hingga mereka menyebutku Haura Sepasang bola mata hitam Membuat siapapun ingin memandang Tapi sayang kornea sepertinya enggan bertahta Duniaku terasa gelap, tanpa cahaya Duniaku seakan tak nyata Hanya mampu teraba oleh rasa

Kamu, Pagiku

Gambar
http://2.bp.blogspot.com Malam hendak bersiap pamit, mengecup embun bergegas pergi Nanti kan ada mentari, mengawal senyum di pagi hari Aku ingin memahami kedalaman hatimu Layaknya mencerna sebuah puisi tanpa bayang semu Membaca karya-Nya iringi kalbu

Maaf Aku Mabuk

Gambar
http://khezo.com (1) Maaf Aku tak memberitahumu Kemana aku pergi semalam Aku hanya ingin tahu Apakah aku bisa Sebentar saja tanpamu (2) Maaf Ketika pagi Kau temukan aku terkapar Kau lihat, aku begitu lelah ya? Terang saja aku lelah Semalaman mencari bayangmu Padahal baru sebentar saja aku pergi

Sepotong Hati yang Baru untuk Aku Dekap

Gambar
(1) Biarkan senja yang berlalu, terganti oleh gemintang nan syahdu membungkus masa lalu melepaskan jemu yang telah layu (2) Aku mengadu pada selimut tentang malam yang hendak menjemput tentang mimpi yang bertaut juga rindu yang tak kunjung surut

Episode Tanpa Tamat

Gambar
http://4.bp.blogspot.com/ (1) ada beberapa rasa yang menyelinap berusaha terus melaju masuk berdesakan menuju organ vital yang bernama hati dan bertengger menetap berdiam diri enggan pergi (2) di sana mereka bertemu dengan banyak kenangan ada bahagia, ada pula yang terasa sendu antara keduanya saling bercakap menerjemahkan segala yang pernah terlewatkan