Dean Sejak pertemuan yang pertama, memang aku akui, Dinar memiliki pesona yang tak biasa. Ia tak cantik seperti wanita lainnya, tapi entahlah, aku seperti tersihir bila melihat matanya, senyumnya. Ah, aku ini lelaki yang tak pandai menggombal ataupun merayu wanita. Aku tak tahu harus bagaimana, harus memulainya dari mana, harus melakukan apa untuk menaklukan hatinya? Apakah Dinar memiliki rasa yang sama denganku? Tidak, aku tidak ingin berpikir begitu. Baiknya buang saja jauh-jauh perasaanku. Bukankah Dinar termasuk orang yang mudah akrab dengan siapa saja? Tapi ia pernah berkata, bahwa ia termasuk orang yang tertutup. Ah, entahlah aku tak tahu. Bagiku Dinar adalah misteri yang begitu aku kagumi.