Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Biarkan Hati Bicara Sejujurnya

Gambar
lepaskan lepaskankan saja tanpa ada sedikitpun paksa biarkan biarkan saja ia mengalir ikuti arusnya

Doa dalam Pejam

Gambar
P ejamkan mata, ucapkan jutaan harapan yang kuinginkan U sia merangkak naik, menjemput batas perlahan-lahan T uhan, begitu banyak nikmat yang aku lalaikan R untuhkan nyali, bebaskan keangkuhan I zinkan aku Tuhan, untuk tetap gapai angan

Vanilla Blueberry

Gambar
vanilla blueberry ini adalah episode cinta tiada cerita dalam bingkai elegi vanilla blueberry rangkaikan ribuan asa yang tersisa melompat lebih tinggi tuk gapai langit imaji

[Kartini] Anak Haram

Gambar
“Dasar anak haram!” Lagi-lagi seorang perempuan berusaha menjauhkan anaknya dari Adinda. Adinda hanyalah seorang belia berusia sembilan tahun, bahkan dia tak mengerti apa arti sesungguhnya ‘anak haram’ tersebut. Adinda hanya bisa tertunduk lemas, terdiam, dan bahkan terkadang menangis pilu.

Kehabisan Nafas di Helai Terakhir

Gambar
jejakkan kaki, menyusuri waktu yang berliku menyaksikkan angin hentakkan nada penuh pesona di atas meja, kutemukan secangkir hangat sapamu itu sudah melebihi cukup, bagai asupan semangatku di setiap detiknya

Pancong Lava, Bukan Pancong Biasa

Gambar
Siapa yang nggak kenal kue pancong? Saya rasa semua pasti sudah kenal dan pernah mencicipi salah satu jajanan pasar ini kan?. Tapi apa jadinya bila kue pancong dimodifikasi sedemikian rupa sehingga membuat mata dan lidah ingin segera mencobanya?

Wanita Pemikul Asa

Gambar
ada tangan lembut namun perkasa menggenggam erat, tersimpan segala asa ketika mentari belum tiba dia telah terjaga mengayuh impian, berharap jadi nyata

Nama dalam Sebait Doa

Gambar
“Kamu harus minta kejelasan Put!” Pernyataan Lidia barusan kedengarannya seperti mendesak. Putri tertunduk lemas, meletakkan secangkir teh yang sudah tak terlalu panas. “Aku nggak tau harus bilang apa sama dia, Lid.”