Wanita Pemikul Asa


ada tangan lembut namun perkasa
menggenggam erat, tersimpan segala asa
ketika mentari belum tiba
dia telah terjaga
mengayuh impian, berharap jadi nyata


dialah wanita pemecah batu
perih dan lelah semua jadi satu
bergumul dengan waktu
tak pernah pentaskan sendu
hanya membiarkan kisah terus melagu

lalu, masihkah pantas diri ini beralibi
bila di luar sana masih begitu banyak kartini
dengan sejuta kisah penuh elegi
hatinya bagai pelangi
pancarkan indah harum surgawi

maka bila boleh aku menyebutnya
bukan lagi sebagai wanita pemecah batu

namun dialah kartini sejati

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)