Jejak Lipstik pada Kemeja Suamiku

1400398317222388495
Ilustrasi (anakramlistory.blogspot.com)

Aku mengamati setiap baju yang dikenakan suamiku, belakangan ini ada noda yang membuat hatiku bergetar. Ia memang suka warna putih, makanya hampir setiap hari suamiku mengenakan kemeja berwarna putih atau warna-warna seperti putih tulang, krem dan warna-warna cerah lainnya, dan noda berwarna merah itu semakin jelas terlihat. Aku mencoba untuk memaklumi dan tak ingin berpikir negatif tentangnya. Ia suami yang baik, ia cenderung dingin terhadap wanita, aku percaya ia tak akan melakukan hal-hal yang aku takutkan.

Seminggu berlalu dan tetap saja pada kemeja suamiku terdapat noda berwarna merah, makin lama noda itu semakin jelas, tergambar bahwa bercak merah tersebut bukanlah noda melainkan bekas lipstik! Lipstik? Apa aku tidak salah? Sementara aku tidak pernah sedikitpun meninggalkan jejak lipstik dikemejanya. Kali ini aku mulai kehabisan kesabaran, maaf suamiku, aku sungguh cemburu!

“Mas, bisa kamu jelaskan noda apa ini?”
Suamiku melipat koran yang sedang ia baca, melihat sekilas, dan menjawabnya dengan nada datar. “Aku nggak tau sayang, mungkin tinta pulpen merahku”
“Nggak mungkin mas, ini seperti bekas lipstik!”
Suamiku tampak kebingungan, ia mencoba mengamati noda tersebut dengan seksama. “Oohh.. ini yang kamu maksud? Hahahahahaaa..”
“Lho, kok malah ketawa sih mas? Aku serius!”
“Sebentar sayang, aku panggil Zahra dulu ya?”
Sekarang justru aku yang kebingungan, lalu apa hubungannya jejak lipstik dengan Zahra? Jelas-jelas noda lipstik yang ada dikemeja suamiku bekas bibir wanita dewasa, bukan bibir Zahra!
“Sayang, coba kamu lihat, noda lipstik dikemejaku, sama nggak dengan stempel ini?” Suamiku menunujuk sebuah stempel mainan milik Zahra, memang bentuknya begitu mirip dengan bentuk bibir wanita. “Aku membelikannya seminggu yang lalu.” Ucap suamiku sambil tersenyum.
“Bunda, stempel mainanku bagus kan? Bentuknya bibir…”
Aku terdiam sebentar, mencoba memutar otakku, aku masih seperti orang kebingungan.
“Zahra yang cantik, apa Zahra menggunakan stempel mainan ini dikemeja Ayah, Nak?”
“Iya Bunda, bagus kan hasil karyaku? Kan kalo nggak ada noda nggak belajar, hehehe..” ucap Zahra begitu polos.
“Dasar anak korban iklan..” batinku. Aku dan suamiku saling pandang, menahan tawa, dan akhirnya tertawa terbahak-bahak bersama.

17 Mei 2014



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)

Sepatu Jebol