Puisi Terakhir untuk Kla

14005550211671228694
http://fuh.my/wp-content/uploads/2013/08/surat-lama.jpg

Puisi ini aku hadirkan untukmu Kla, tetapi aku mohon jangan berharap bahwa aku akan menuliskannya lagi, bait-bait yang biasa mengalir dari bibirku, akan kuhentikan mulai detik ini, karena aku lelah, aku lelah menantimu di ujung senja ini.

Aku menyukai lelaki penyuka puisi, fotografi dan hujan. Mengapa puisi? Karena puisi bagiku adalah aliran aksara yang ikhlas, ia akan terlihat begitu indah jika ia keluar dari hatimu. Mengapa fotografi? Karena bagiku fotografi akan menghasilkan sebuah gambar diam namun dapat berbicara dengan jutaan kata, tanpa kita harus berdialog dengannya, cukup melihatnya dan meresapinya. Lalu mengapa hujan? Karena hujan bagiku adalah sebuah ketenangan, kesejukan, aku suka menyendiri ketika hujan tiba, bersamaan dengan itu pula aku membayangkan keceriaan yang pernah kita ukir pada sebatang ranting impian. Dan yang aku tahu, kau tak memiliki ketiganya, kau bukan penyuka puisi, fotografi dan hujan. Kau lebih suka pada deretan angka sementara aku tidak. Tapi bagiku itu tak masalah, karena urusan hati semua bisa jadi mungkin.

Bait-bait yang kupersembahkan ini adalah sesungguhnya hatiku, hatiku yang ingin mengucap pergi, maaf jika suatu saat nanti kau mencariku, karena aku sudah tak berada pada tempat yang sama, tempat dimana kita menunggu senja datang, tempat kita menautkan impian kita bersama.

Mulai detik ini Kla, aku akan berhenti menulis puisi untukmu, tapi bukan berarti aku kemudian membenci puisi, karena aku akan tetap menulis puisi, bukan untukmu, tapi untuknya, orang yang akan menggantikan posisimu kelak.

17 Mei 2014


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)