Puisi Terakhir untuk Kla
http://fuh.my/wp-content/uploads/2013/08/surat-lama.jpg |
Puisi ini
aku hadirkan untukmu Kla, tetapi aku mohon jangan berharap bahwa aku akan
menuliskannya lagi, bait-bait yang biasa mengalir dari bibirku, akan kuhentikan
mulai detik ini, karena aku lelah, aku lelah menantimu di ujung senja ini.
Aku menyukai lelaki penyuka
puisi, fotografi dan hujan. Mengapa puisi? Karena puisi bagiku adalah aliran
aksara yang ikhlas, ia akan terlihat begitu indah jika ia keluar dari hatimu.
Mengapa fotografi? Karena bagiku fotografi akan menghasilkan sebuah gambar diam namun dapat berbicara dengan jutaan kata,
tanpa kita harus berdialog dengannya, cukup melihatnya dan meresapinya. Lalu
mengapa hujan? Karena hujan bagiku adalah sebuah ketenangan, kesejukan, aku
suka menyendiri ketika hujan tiba, bersamaan dengan itu pula aku membayangkan keceriaan
yang pernah kita ukir pada sebatang ranting impian. Dan yang aku tahu, kau tak
memiliki ketiganya, kau bukan penyuka puisi, fotografi dan hujan. Kau lebih
suka pada deretan angka sementara aku tidak. Tapi bagiku itu tak masalah,
karena urusan hati semua bisa jadi mungkin.
Bait-bait yang kupersembahkan ini
adalah sesungguhnya hatiku, hatiku yang ingin mengucap pergi, maaf jika suatu
saat nanti kau mencariku, karena aku sudah tak berada pada tempat yang sama,
tempat dimana kita menunggu senja datang, tempat kita menautkan impian kita
bersama.
Mulai detik ini Kla, aku akan
berhenti menulis puisi untukmu, tapi bukan berarti aku kemudian membenci puisi,
karena aku akan tetap menulis puisi, bukan untukmu, tapi untuknya, orang yang
akan menggantikan posisimu kelak.
17 Mei 2014
Komentar
Posting Komentar