Reyhaneh Jabbari

1414815671516788487

(1)
Lalu hendak berbuat apa lagi?
Bila takdir sepertinya tak menghendaki
Reyhaneh Jabbari
Gadis suci
Yang kehormatannya dikotori
Oleh mantan petinggi
Morteza Abdolali Sarbandi
Harus menerima kenyataan pahitnya sendiri
Menerima hukuman yang bukan ulahnya pasti
Sungguh ironi
Bahkan eksekusi mati
Telah di depan mata menanti


(2)
Usianya masih muda
Menanggung malu akibat diperkosa
Tetapi justru dirinya
Yang ada di kursi terdakwa
Hanya karena dituduh menghabisi nyawa
Manusia yang telah berbuat bejat kepadanya
Padahal ia telah berkata
Bahwa bukan dia pelakunya
Si pembunuh sebenarnya mungkin melihat tertawa
Hukum hanyalah barang murah yang bisa dibeli dengan harta
Tapi hati gadis ini sungguh luar biasa
Tak kenal dendam, walau menanggung derita

(3)
Hanya mampu sampaikan pesan haru
Coba hapuskan air mata yang menetes dari mata nan layu
Untuk terakhir kali ia ingin berkata pada sang ibu
“Aku ingi memeluk ibu hingga ajal menjemputku, aku cinta ibu.”

(4)
Sungguh pedih
Batinnya bergejolak merintih
Suara terdengar lirih
Tetap melaju walau dengan langkah tertatih
Walau perih
Namun ia ingin tetap berbagi kasih
Pada orang-orang yang terpilih
Menerima donor organ tubuh agar segera pulih

Dalam wasiat terakhirnya, Reyhaneh berpesan kepada Sholeh Pakravan (ibunya) untuk mendonorkan semua organ tubuh dan segala yang bisa didonorkan kepada orang yang membutuhkan. Eksekusi gantung terhadap Reyhaneh tetap dilaksanakan pada Sabtu, 25 Oktober kemarin meskipun menuai kecaman dunia internasional yang meminta Iran untuk melepasnya.

Sumber Ilustrasi dan Berita : Reyhaneh Jabbari

1 November 2014


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)