Gadis Berpayung Hujan
https://iwanlovers.files.wordpress.com/2012/01/hujan.jpg |
Kala itu
senja ditemani rintik nan romantis. Di sebuah persimpangan jalan ada seorang
gadis manis. Tubuh mungilnya dibasahi oleh gerimis. Akankah mata indahnya sesak
sembunyikan tangis?
Setiap melewati jalan itu aku selalu melihatnya. Gadis
manis yang membuatku menjadi semakin penasaran.
“Hei, gadis manis siapa namamu?”
Yang ditanya hanya terdiam. Lalu aku bertanya lagi.
“Hei, apakah kau mendengarku? Namaku Rey.”
“Kau suka dengan hujan?” Tanyaku lagi.
Gadis itu mengangguk, kemudian mengangkat sedikit
wajahnya. Wajahnya begitu manis. Lebih manis dari yang aku bayangkan
sebelumnya.
Keesokan harinya kami bertemu lagi. Seperti Biasa
tubuh gadis tersebut basah kuyup. Seakan berlari mengejar arah hujan.
“Namamu siapa? Kita belum berkenalan bukan?” Lalu aku
mengulurkan tanganku, berharap sang gadis merespon.
“Kiki..”
“Kau tinggal dimana?”
“Di sana.” Jari lentiknya menunjuk kearah barat. Aku
mengrenyitkan dahi.
Kemudian Kiki bercerita, bahwa sebulan yang lalu,
sepulang sekolah ia berjalan sendiri ketika hujan deras tiba-tiba datang.
Biasanya ia selalu dijemput oleh Pak Amir tepat pukul satu siang, namun entah
mengapa sampai pukul dua, Pak Amir belum juga datang.
Kiki mengaku bosan harus duduk diam di sekolah, hingga
akhirnya, tanpa sepengetahuan para guru, Kiki beranjak keluar, merasakan hujan
tanpa alat pelindung seperti jas hujan ataupun payung. Dan tanpa sadar sebuah
sedan menabraknya, ia terkapar bersimbah darah.
Namaku Kiki.
Aku tinggal disana, di Komplek Pemakaman Baratha. Aku selalu merindukan
datangnya hujan, bermain lepas, tanpa
satupun alat pelindung, entah itu jas hujan ataupun payung. Aku ingin seperti
sebulan yang lalu, ketika hujan membawaku pergi untuk selama-lamanya. Aku,
Gadis Berpayung Hujan.
20 Agustus 2014
Komentar
Posting Komentar