Gadis Berpayung Hujan

14127591342021842340
https://iwanlovers.files.wordpress.com/2012/01/hujan.jpg

Kala itu senja ditemani rintik nan romantis. Di sebuah persimpangan jalan ada seorang gadis manis. Tubuh mungilnya dibasahi oleh gerimis. Akankah mata indahnya sesak sembunyikan tangis?

Setiap melewati jalan itu aku selalu melihatnya. Gadis manis yang membuatku menjadi semakin penasaran.

“Hei, gadis manis siapa namamu?”

Yang ditanya hanya terdiam. Lalu aku bertanya lagi.


“Hei, apakah kau mendengarku? Namaku Rey.”

“Kau suka dengan hujan?” Tanyaku lagi.

Gadis itu mengangguk, kemudian mengangkat sedikit wajahnya. Wajahnya begitu manis. Lebih manis dari yang aku bayangkan sebelumnya.

Keesokan harinya kami bertemu lagi. Seperti Biasa tubuh gadis tersebut basah kuyup. Seakan berlari mengejar arah hujan.

“Namamu siapa? Kita belum berkenalan bukan?” Lalu aku mengulurkan tanganku, berharap sang gadis merespon.

“Kiki..”

“Kau tinggal dimana?”

“Di sana.” Jari lentiknya menunjuk kearah barat. Aku mengrenyitkan dahi.

Kemudian Kiki bercerita, bahwa sebulan yang lalu, sepulang sekolah ia berjalan sendiri ketika hujan deras tiba-tiba datang. Biasanya ia selalu dijemput oleh Pak Amir tepat pukul satu siang, namun entah mengapa sampai pukul dua, Pak Amir belum juga datang.
Kiki mengaku bosan harus duduk diam di sekolah, hingga akhirnya, tanpa sepengetahuan para guru, Kiki beranjak keluar, merasakan hujan tanpa alat pelindung seperti jas hujan ataupun payung. Dan tanpa sadar sebuah sedan menabraknya, ia terkapar bersimbah darah.

Namaku Kiki. Aku tinggal disana, di Komplek Pemakaman Baratha. Aku selalu merindukan datangnya hujan, bermain lepas,  tanpa satupun alat pelindung, entah itu jas hujan ataupun payung. Aku ingin seperti sebulan yang lalu, ketika hujan membawaku pergi untuk selama-lamanya. Aku, Gadis Berpayung Hujan.


20 Agustus 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)