Lelakiku Pergi…Malaikat Kecilku, Aku Menanti

1398345431436188434
Ilustrasi (pandasurya.files.wordpress.com)

Ditulis berdasarkan kisah nyata seseorang..

Untuk seseorang yang namanya pernah terpatri dalam palung hatiku. Cinta kita pernah bermuara pada satu ikatan yang bernama pernikahan. Namun pada akhirnya ranting kesetiaan yang pernah begitu tegar tersimpan dalam jiwamu tiba-tiba patah begitu saja. Bukan tanpa alasan ranting tersebut tiba-tiba patah. Aku yakin sedari awal pasti ada yang mencoba mematahkannya, bahkan membakarnya, hingga yang tersisa adalah puing-puing yang tak mampu disatukan kembali. Dan pada kenyataannya benar, aku melihat dengan mata dan kepalaku sendiri. Aku percaya, setiap wanita yang berada dalam posisiku, hatinya pasti akan hancur tak karuan.


Tuhan pernah menitipkan engkau sebagai pelengkapku, namun pada akhirnya kau harus pergi bersama wanita pilihanmu – setelah aku. Aku bisa apa selain harus merelakanmu? Walau satu persatu helai hati ini bagai dicabut secara terpaksa, begitu menyakitkan, itu pasti.

Tuhan juga pernah memberikan kita kepercayaan, seorang malaikat kecil yang tak henti-hentinya memberikan kebahagiaan, menciptakan senyuman pada bibir kita yang kering karena pertengkaran kecil yang seringkali terjadi. Aku malam, kau rembulan, dan malaikat kecil kita merupakan kunang-kunang yang senantiasa memberi kehidupan, memberiku cahaya jika kau berhalangan hadir. Cukup saja aku harus kehilangan rembulan, tetapi apakah aku sanggup bila harus kehilangan kunang-kunangku juga?

Aku mohon, percayakan dia padaku, biarkan malaikat kecilku tetap berada dalam pelukanku, sementara kau juga telah memilih bunga yang lain bukan? Apakah itu masih belum cukup adil bagimu? Aku sudah cukup bahagia melihatmu bersamanya, lalu apakah aku tak boleh bahagia bersama malaikat kecilku?


24 April 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)