Dinding Kamar Nyonya Soedjito
http://content.rajakamar.com/ |
Tubuhnya kekar, kulitnya berwarna kecoklatan, ia
selalu ada kapan saja ketika aku membutuhkannya. Banyak hal yang telah aku
ceritakan padanya. Sudah belasan tahun ia begitu setia menemani, wajar bila ia
begitu mengenalku, begitu memahami perasaanku.
Wajahnya yang dingin, namun tidak dengan hatinya. Bahunya
pernah basah karena air mataku yang tak berhenti mengalir, bahkan ketika aku
meronta ia hanya diam menatapku, tatapan yang begitu menenangkan. Ketika aku
tertawa, bahkan ketika orang lain menertawakan hidupku, hanya ia yang selalu
setia, ia tak pernah mencoba menekanku, apalagi pergi meninggalkanku. Ia selalu
di sini, pada tempat yang sama.
**
Perempuan itu, Nyonya Sujito. Belasan tahun yang lalu
beberapa peristiwa menyakitkan membuatnya diantarkan ke tempat ini. Anak semata
wayangnya divonis menderita kanker otak stadium 3B dan pada akhirnya menyerah
pasrah menghadap Sang Khalik setelah dua tahun bertahan dan berjuang keras
melawan penyakit tersebut. Lalu tiga bulan kemudian, suaminya menikah lagi –
dengan adik bungsu kesayangannya.
Aku berkeliling, dari satu kamar pasien ke kamar
pasien lainnya. Nyonya Sujito sepertinya telah merasa nyaman tinggal di tempat
ini. Setiap aku melewati kamarnya, aku lihat ia tengah berbincang, mungkin
melepaskan segala penat yang selama ini terbungkam dihatinya. Berbincang pada
dinding kamar yang selalu setia mendengarkan keluh kesahnya.
Ketidakwarasan padaku
Membuat hidupku lebih tenang
Aku takkan sadari
Bahwa kau tak lagi di sini
Aku mulai nyaman
Berbicara pada dinding kamar
Aku takkan tenang
Saat sehatku datang
# Ketidakwarasan Padaku – Sheila On 7 #
3 September 2014
Komentar
Posting Komentar