Cinta dalam Bingkai : Pekat dan Jingga
Ilustrasi (zazafuadyao14.blogspot.com) |
Yang terlihat, kau mengusap
pungungnya, seperti sedang menghangatkannya dari suhu dingin ketika salju
turun, tapi nyatanya, diam-diam kau menghunusnya dengan besi yang membara,
membunuhnya perlahan tanpa harus mencabut jantungnya. Selama ini dia tak pernah
tau kau ini psikopat atau bukan. Dia tidak pernah mengenalmu lebih dalam. Kau
lebih banyak terdiam ketika menyapanya, berbicara dengannya. Karena memang
matamu yang berbicara, bukan mulutmu. “Sungguh kau bukan laki-laki baik”
ucapnya menahan perih.
***
Ilustrasi (sasyi.blogspot.com) |
Yang terlihat, kau tak
pernah berikan seikat mawar kepadanya, sekotak
coklat dan sebuah boneka Teddy Bear faforitnya, tidak pernah. Dia tak pernah tau bahwa kau
selalu berikan lebih. Padahal yang kau lakukan selama ini adalah memberinya
secangkir embun di pagi hari, seikat pelangi selepas hujan pada petang hari,
dan ketika malam kau memberikannya sekotak rembulan. Dia tak pernah tau itu.
Dia tidak pernah mengenalmu lebih dalam. Kau lebih banyak terdiam ketika
menyapanya, berbicara dengannya. Karena memang hatimu yang berbicara, bukan
mulutmu. “Sungguh apakah aku layak
disandingkan dengan pria berhati malaikat sepertimu?” ucapnya sambil
menyeka air mata penuh keharuan.
Aku memotret dua kejadian
tersebut : Pekat dan Jingga
12 April 2014
Komentar
Posting Komentar