Musim yang Baik


Karya Kolaborasi : Chez Septiyani dan Putri Apriani

Sebuah kisah klasik ini berawal dari aku yang memutuskan untuk jadi pemuja rahasiamu. Setiap pagi yang menakjubkan, setidaknya itu menurutku, aku meletakkan setangkai mawar putih di meja kerjamu – bunga kesukaanmu tentunya, di tangkainya aku selipkan kartu bertuliskan “hidup terlalu singkat untuk kamu lewatkan tanpa mencoba cintaku, untuk perempuanku.”

untaian rasa yang kuselipkan
semoga mampu tuk meluluhkan hati pemilik senyum itu
berbagai cara akan ku coba
agar aku tak kehilangan pandangan dari senyum itu
(Sheila On 7 – Terlalu Singkat)


Tentang rasa ini, tentang rasa yang telah lama aku simpan sendiri, ah seandainya saja kau tahu. Perhatikan Rani! beberapa tahun yang lalu kita adalah sepasang sahabat dan bahkan hingga kini kau tetap jadi sahabat sejatiku tanpa kau menganggapku lebih dari itu, ya hanya sebatas sahabat. Semakin lama, kau menjadi candu bagiku, bahkan aku merasa ada bagian yang hilang bila kau tak di sampingku. Pernah aku berpikir seberapa pantaskah aku memilikimu?

telah lama aku, lama mengenalmu
lama menantimu, ikuti arusmu
berhenti sejenak, dan lihatlah aku
beri kejelasan tentang perasaan
maukah kau tau?
didalam hatiku
lama menantimu, sampai kapan?
apakah kau tau?
yang lama ku tau,
lama menantimu sampai kapan?
(Sheila On 7 – Sampai Kapan)

Pilihlah aku, itu yang sering aku katakan ketika aku melihatmu, ketika aku bersama ragamu, namun tidak dengan hatimu. Jadikan aku pacarmu, lupakan saja mantan kekasih yang selalu saja membuatmu tertatih itu. Lupakan semua tentangnya, juga hari bersamanya. Aku tak ingin kau tetap bertahan di sana, di titik yang membuatmu menjadi bobrok yang membuat hatimu menjadi berai, karena kau tak pantas menjadi generasi patah hati. Sempat terlintas dua kata dalam benakku, berhenti berharap ataukah tetap menjadi pejantan tangguh sekaligus pendosa karena ketidakwarasan padaku yang terus mencintaimu dalam diam? Tanpa kau tahu, tanpa dapat aku ungkapkan, tidak, aku belum berani mengungkapkannya. Mudah saja bagiku untuk tetap mencintaimu karena aku setia. Kau yang selalu buat aku tersenyum, dan itu hanya satu dari milyaran alasanku untuk mencintaimu. Coba kau mendekat padaku dan lihat dengar rasakan cinta ini.

seolah tak tahu hanya engkau yang ku tuju
akan kunantikan hatimu mengiyakanku
kumau kau tahu tiap tetes tatapmu
iringi tanyaku kapan kau jadi milikku?
saat kau meratap, saat kau bahagia
ku ingin ada disana
saat kumelangkah, saat ku berpijak
adakah kau bersamaku?
(Sheila On 7 – Tanyaku)

Iringan lagu dari Sheila On 7 mengalun halus dari radio yang kuletakkan di atas meja di samping kasurku. Ada beberapa lagu yang begitu ku suka, Just for My Mom, Tunggu Aku di Jakarta, Selamat Tidur, Tunjukkan Padaku, Mari Bercinta, Jalan Terus, Menyelamatkanmu, Ingin Pulang, Last Pretence, Briliant, Jangan Beritahu Niah, Khaylila Song, Yang Terlewatkan, Ibu Linda, Sekali Lagi, Jalan Keluar, Lia Lia Lia, Pasti Kau Bisa, On The Phone. Oh mungkin itu terlalu banyak, tak apa mungkin dengan cara itulah aku mampu menepiskan rasa sepi, mencoba untuk tetap berlapang dada dengan situasi yang menekanku. Saat malam tiba, aku ingin kau tunjuk satu bintang. Berharap semoga bintang itu aku, yang akan menjadi cahaya terang disaat kau berada dalam kegelapan. Pada bait pertama di setiap doaku semoga kau dan aku bisa menjadi kita. Meyakinkan diri, menumbuhkan pede kemudian menjadikan aku sebagai satu-satunya pemenang hatimu, meskipun aku harus melompat lebih tinggi. Akan ku pastikan kau tidak akan pernah terjamah yang lain lagi. Akan ku pastikan pula kau takkan pernah menyesal memilihku untuk berlayar denganmu. Ketika nanti hujan turun aku tak lagi sendiri, karena kini kau ada temani aku sebagai pelengkap kamus hidupku. Aku pula takkan menjadi pria kesepian yang kehilangan arah, yang mengemis cinta dari puluhan gadis. Percayalah padaku, saat aku lanjut usia nanti begitupun denganmu, saat kita menua bersama, saat aku berubah menjadi bapak-bapak dengan uban di kepalaku, bahkan sampai kapanpun kau akan tetap menjadi anugerah terindah yang pernah kumiliki. Bingkisan Tuhan yang diturunkan untukku, itulah kau. Kau dan aku akan selalu bersama hingga ujung waktu, karena tak ada waktu yang tepat untuk berpisah kecuali maut yang memisahkan.

setenang hamparan samudera
dan tuan burung camar takkan henti bernyanyi
saat aku berkhayal denganmu dan janji pun terukir sudah
jika kau menjadi istriku nanti
pahami aku saat menangis
saat kau menjadi istriku nanti
jangan pernah berhenti memilikiku hingga ujung waktu
(Sheila On 7 – Hingga Ujung Waktu)

Perfect time! dan kini, segalanya telah menjadi nyata, semua impianku memilikimu. Ya memilikimu seutuhnya, bukan sebagai sephia atau kekasih gelap. Buka mata buka telinga, dengan perasaan canggung yang menyerangku aku meraih tanganmu, kita langkahkan kaki, satu langkah bersama menuju cinta. Selamat datang di hatiku my lovely, selamat datang musim yang baik. Betapa beruntungnya aku memilikimu.

ini lagumu yang kutuliskan untuk temani dimanapun kau
tetap semangat jadi dewasa seperti yang kamu impikan
jangan mengeluh, jadilah tangguh
seperti yang kamu impikan
oww.. diamanapun kau berada
oww.. bahagialah
(Sheila On 7 – Selamat Datang)

–oOo–
 
Bagi yang sudah membaca atau memberikan apresiasi terimakasih bijaksana! Have fun! Sampai jumpa!

*kata yang dicetak tebal dan miring adalah judul lagu dari Sheila On 7

* * * * *

Ilustrasi : Musim yang Baik dan Sheila On 7
20-23 Januari 2015

Komentar

  1. Blognya suegerrr....Cerah ni mata yg baca... Asyikk Puttt :) Lanjotttt :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Fitri, ntar aku tambahin poto cowok-cowok kece kali yak biar tambah seger nih mata, wkwkwk.. :D

      Hapus
  2. So romantic...btw sheila on 7 adalah musisi idolaku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bun Fabina, makasih ya. Wuihh suka Sheila On 7 juga ternyata, salam sheila gank :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)

Sepatu Jebol