Antara Pasar dan Ibuku
http://cdn.klimg.com/merdeka.com |
(1)
Pasar,
memang bukan tempat yang menawan
Tapi
pasar selalu menjadi tempat tujuan
Bagi
orang-orang yang mengais rezeki dan harapan
Entah
akan berlangsung sampai kapan
Namun
semangat tetap jadi alasan
(2)
Pasar,
mengingatkan pula pada ibuku
Bangun
dini hari, bergegas membeli sayur mayur
Ada
kalanya pekerjaan ibu yang kasar membuatku terharu
Tapi
berbeda dengan beliau, yang tetap selalu bersyukur
(3)
Baginya
tak apa asalkan anak-anaknya bisa makan
Jangan
pula sampai putus sekolah
Agar
bisa jadi ilmuwan atau jutawan
Apa
kata orang? Itu terserah
Kata
ibu, biar saja walau itu hanya angan
Akan
tetap dijalani walau tubuh meronta lelah
(4)
Hingga
di ujung senjamu kau tetap lakoni
Pekerjaan
berat sebagai seorang ibu dan istri
Katamu
“yang penting bisa bantu suami”
Hidup
itu bukan meminta melainkan memberi
(5)
Sekali
lagi terngiang nasehatmu
Hidup
itu tentang berjuang
Tak
perlu malu atas strata dan usahamu
Tetaplah
kembangkan senyum, tertawalah dengan riang
Catatan
:
Mampu menjalani tugas sebagai seorang istri tentulah sulit, ditambah dengan
menjadi ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pedagang. Setiap harinya harus
melawan kantuk dan dingin, menembus udara pukul 3 dini hari yang berani
membuatnya mengigil kedinginan. Mungkin bila ada yang bertanya, “siapa sosok inspiratifmu?” dengan bangga
saya akan menjawab “ibuku Hartini,
Kartiniku..”
16 April 2014
Komentar
Posting Komentar