Surat untuk Senja, Surat untuk Kamu


Kau ingat senja itu?
Senja yang mempertemukan kita?

Di senja yang datang malu-malu, kita bertemu
Aku memandangmu yang larut dalam kertas kanvasmu
Aku mencoba menyapamu
Kau hanya tersenyum lalu mengalihkan kembali pandanganmu
Masih pada obyek yang sama
:selembar kanvas dengan lukisan senja di dalamnya


Tak banyak kata yang terucap dari bibirmu
Tapi aku rasa, aku tak salah kali ini
Aku jatuh mencintaimu
Cinta pada pandangan pertama?
Kurasa begitu


Semakin hari, aku semakin ingin mengetahui kedalaman hatimu
Salahkah?
Maaf bila aku lancang


Seringkali kita terlibat dalam pembicaraan serius
Kala itu hanya suara debur ombak yang jadi saksinya
Aku semakin jatuh mencintaimu
Mencintaimu terlalu dalam


Namun sepertinya takdir berkata lain
Cinta tak berpihak kepadaku
Setelah kau katakan, hatimu tak bisa aku miliki
Diakah gerangan lelaki yang beruntung itu?


"Aku mencintaimu", katamu padaku
Sayangnya, kau mengatakan itu ketika aku beranjak pergi
Pergi tenggelam dalam senja
Senja yang membakar cintaku juga tubuhku

**

*Senja hari ini indah sekali. Kurasa, ini senja paling indah yang pernah kulihat selama hidupku. Aku berkhayal menyaksikan senja ini bersamamu. Are, di mana kamu? (Puisi dari Ruth untuk Are, dalam Novel "Surat untuk Ruth")

Terinspirasi dari Novel "Surat untuk Ruth"
Oleh : Bernard Batubara
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama


Sinopsis :
Pertemuan Areno Adamar (Are) dengan Ruthefia Milana (Ruth) terjadi di dek Kapal Feri yang tengah menyebrangi Selat Bali. Ketika itu Are sedang memotret senja, sementara Ruth berencana untuk melukis senja di sebuah kanvas. Ternyata pertemuan mereka berlanjut dan menumbuhkan cinta Are kepada Ruth. Sayangnya Ruth masih bimbang dengan lelaki masa lalunya, yang kemudian datang melamarnya.

Endingnya, Ruth menyatakan cinta pada Are, setelah Are berniat pergi dari kehidupan Ruth, karena berpikir Ruth akan menikah dengan Abimanyu. Padahal Ruth sebenarnya telah membatalkan pernikahannya dengan Abimanyu karena lebih memilih Are. Sekali lagi takdir tak berpihak pada mereka, karena Are meninggal dalam sebuah kecelakaan kapal feri.


Ilustrasi Gambar

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)