Bila Aku Tua Nanti


Pijar malam semakin meredup, jangkrik bernyanyi, seiring jarum jam yang menunjukkan waktu tidur telah tiba. Duta yang melihat istrinya sedari tadi hanya terdiam di samping jendela, mengurungkan niatnya untuk merebahkan tubuh di tempat tidur.


“Del, kamu kenapa kok belum tidur? Belum ngantuk?”


“Nggak apa-apa Mas, Adel cuma lagi kepikiran sesuatu.” Wajah Adel seakan tenggelam dalam keraguan.


“Apa? Ngomong aja, Del.”



Sayup-sayup terdengar lagu ‘Saat Aku Lanjut Usia’ milik Sheila On 7 dari luar jendela.


Saat aku lanjut usia

Saat ragaku terasa tua

“Mas, kalo aku tua nanti, kamu tetap sayang aku kan?”


Mendengar ucapan polos istrinya, Duta hanya terdiam, tak menjawab, kemudian disusul dengan tawa.


“Lho, kok ketawa Mas?” Tanya Adel yang kebingungan melihat suaminya tertawa.


Saat rambutku mulai rontok

Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas

Duta yang begitu mencintai istrinya pun akhirnya menghentikan tawanya, kemudian mengucapkan sesuatu. “Dengerin lagu itu baik-baik ya istriku sayang, lagu itu adalah jawabanku atas pertanyaan polosmu tadi.”


Saat perutku mulai buncit

Yakinlah ku tetap yang tersexy
Dan tetaplah kau s’lalu menanti
Nyanyianku di malam hari

“Beneran Mas?”


Duta kemudian memeluk sambil mengusap-usap kepala istrinya. “Iya sayang, aku janji.”


“Ya udah Mas, yuk kita tidur.”


“Kok tidur?”


“Lha emang mau ngapain?”


**



Minggu ketiga, FF 200 terinspirasi dari lagu

Sheila On 7 – Saat Aku Lanjut Usia
[video]

Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu

Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki t’lah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain
[lirik selengkapnya]


IlustrasiGambar

Pertama kali dipublikasikan di Kompasiana

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)