Kehabisan Nafas di Helai Terakhir
jejakkan kaki, menyusuri waktu yang berliku
menyaksikkan angin hentakkan nada penuh pesona
di atas meja, kutemukan secangkir hangat sapamu
itu sudah melebihi cukup, bagai asupan semangatku di setiap detiknya
menyaksikkan angin hentakkan nada penuh pesona
di atas meja, kutemukan secangkir hangat sapamu
itu sudah melebihi cukup, bagai asupan semangatku di setiap detiknya
ada kalanya kita sepakat terdiam sejenak
melarut dalam keheningan
tuk ciptakan rindu yang lebih memuncak
sebelumnya, tak lupa kau tinggalkan beberapa helai nafas rindu untuk ku simpan
**
dan ketika udara seperti enggan berbagi
dadaku pun terasa begitu sesak
oh.. mungkin ini saatnya rinduku mulai tak bisa diajak berdiskusi
tiba waktunya, rinduku berada di puncak
kau datang tepat waktu
ketika aku hampir saja kehabisan nafas di helai terakhir
melarut dalam keheningan
tuk ciptakan rindu yang lebih memuncak
sebelumnya, tak lupa kau tinggalkan beberapa helai nafas rindu untuk ku simpan
**
dan ketika udara seperti enggan berbagi
dadaku pun terasa begitu sesak
oh.. mungkin ini saatnya rinduku mulai tak bisa diajak berdiskusi
tiba waktunya, rinduku berada di puncak
kau datang tepat waktu
ketika aku hampir saja kehabisan nafas di helai terakhir
Akhirnya dateng juga....
BalasHapusKangen bisa dipuas2in ne :)
Pak Pical, huahahahaa.. Makasih hadirnya :)
HapusCuit..cuit jadi ingat lagu jadul milik trie utami : kau datang seketika, mengejutkan jiwa oh (waks, ketahuan umurku nih he he he)
BalasHapusBu Fabina, hihihiii sekalian nostalgia ya bu sama lagu tersebut. Makasih hadirnya bu ;)
HapusKalo nggak datang juga paling-paling tetep aja nyuri-nyuri ambil napas, hihihi...
BalasHapusWah aku ketinggalan gosip :D
BalasHapus(C)