Mencairkan "RINDU" Bersama Tere Liye


Sabtu sore, saya datang terlambat ke acara Meet and Greet + Book Signing Tere Liye, tapi alhamdulillah setelah melewati antrian yang panjang, saya masih diberi kesempatan untuk bertemu, dan sedikit terlibat dalam obrolan ringan. 





Antrian panjang book signing Tere Liye

Saya bilang bahwa banyak karya saya yang terinspirasi dari karya-karya beliau.

Beliau bilang, "udah pernah dikirim ke media belum (tulisannya)?".

Saya menjawab, "belum sih Bang, tapi saya suka nulis di Kompasiana."

"Kirim dong, jangan di Kompasiana aja, biar kita tau kualitas tulisan kita." Jawabnya.

Senyum saya melebar. Lalu saya katakan "okee, siiaaap Bang!"


Antusiasme pengunjung meet and greet Tere Liye

Sebelum beranjak saya sempat meminta untuk foto bareng, tapi beliau bilang, "nggak ah, nggak boleh."

"Ih seriusan Bang, saya mau foto." Bujuk saya dengan muka memelas.

Beliau menggeser duduknya, dan tetap mengatakan tidak. "Saya cuma mau foto sama anak kecil, kamu tau kan kasus foto yang lagi hot? Nah, saya nggak mau seperti itu." Ucapnya sambil tertawa, sambil meralat, "bercanda yaa."

Ah, Bang Tere Liye kocak juga.


Novel "RINDU"

Obrolan yang singkat namun begitu bermakna buat saya. Sebelumnya saya bisa berkali-kali baca beliau, tertawa sendiri bahkan hingga mengeluarkan air mata, saking begitu menghayatinya. Dan tadi, saya terlibat langsung dalam sebuah obrolan, walaupun ringan, namun begitu berkesan.

Udah, gitu aja. Ini cuma tulisan narsis yang nggak jelas.

Semua foto adalah milik penulis. 

Komentar

  1. Keren nih. Ketemu penulis terkenal. Tere liye karyana emang bagus. Aku punya satu...

    Btw... Ntar kalau signing book bukuku dateng ya...#kaboor sebelum dilempar bakiak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Dyah, aseekkkk diongkosin ya ke Banjarnya? Mauu..mauuu, wkwkwk :D

      Hapus
  2. Balasan
    1. Mas Ryan, sayang saya belum ketemu penulis keren yang lagi komen ini, minta tandatangannya dong :D

      Hapus
  3. Saya ingat kejadian pada Bulan April 2014, setelah menamatkan setengah lusin novel Tere Liye, tiba-tiba saya mengarang cerpen berjudul Penjaga Keluarga. Setelah itu saya terus menerus mengarang fiksi yang dimasukan dalam blog. Nggak PD memasukan ke media massa. Selamat ya Mbak, sudah berhasil bertemu novelis keren itu. Walaupun dalam beberapa novelnya Tere Liye terkesan liberal, tapi dia ketat menjaga nilai agama. Termasuk cara berhubungan pria-wanita sesuai agamanya. Hi hi hi saya sok tau ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Fabina, woww setengah lusin sekaligus? Keren bu!

      Wah, saya malah nggak ngeh ada tulisan beliau yang terkesan liberal, selama ini nangkepnya tulisan-tulisan beliau nggak pernah luput dari nilai agama, hehe :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)