Doa Si Anak Singkong


/1/
Rupanya tangan Tuhan telah bermain
Mengubah nasib si anak singkong perlahan menaiki tangga
Cemoohan datang silih berganti
Cobaan seperti tak henti-hentinya
Orang-orang terdekat mengkhianati
Orang-orang tersayang menjauhi
Bahkan seperti membuangnya bagai sampah
Menjual mulut-mulut nyinyir di belakang tubuh
Pun ada waktu berkacak pinggang dihadapannya

/2/
Uraian air mata jadi saksi
Tak henti-hentinya ia menyulam doa 
Berharap suatu saat doa yang tersulam berubah menjadi pelindung
Satu yang ia yakini "selalu ada Tuhan dalam hatinya"
Sebagai satu-satunya penolong
Sebagai satu-satunya jawaban dari segala doa

/3/
Kini satu persatu datang tanpa muka
Bermodal mulut manis
Seakan semua baik-baik saja
Seakan tak pernah terjadi apa-apa

/4/
Ia memaafkan, membiarkan yang mengaku sebagai sahabat memasuki hidupnya kembali
Lalu apa yang didapat?
Luka lama yang terbuka kembali
Juga ditambah dengan luka baru yang tak kalah menyakitkan
Begitu, dan selalu begitu
Si anak singkong berkata, "aku tak membenci kalian, hanya saja aku tak ingin mengenal kalian lagi, bolehkah?"

/5/
Lalu sanak saudaranya pun perlahan mendekati
Menyadari bahwa sangkaan mereka selama ini salah
Mulut yang biasa nyinyir kini perlahan terbungkam
Datang dengan mulut dan mimik muka yang manis
"Lantas di mana mereka yang selama ini kalian banggakan? Hanya mampu merajam helai-helai hati yang kalian punya." Ungkap si anak singkong dalam hati.
Menangis, memohon pertolongan pada si anak singkong.

/6/
Hidup memang telah menempanya menjadi 'anak singkong' yang lebih tegar
Janji Tuhan akan selalu datang di waktu yang tepat
Pilihannya, apakah waktu menunggu akan dilewati dengan bersabar dan terus berusaha menjadi yang lebih baik? Atau menggerutu dan diam tanpa melakukan apa-apa?


Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil
Ni'mal Maula Wa Ni'man Nashir
"Cukup Allah sebagai penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung." 
(QS. Ali Imran : 173)

Komentar

  1. Teringat salah satu frase dalam novel Tere Liye, sebentuk intan berasal dari arang hitam yang tertempa tekanan dan panas di perut bumi. Semoga si anak singkong bermetamorfosa menjadi getuk yang legit dan disukai banyak orang :-)

    BalasHapus
  2. Tuhan memang nggak pernah tertidur... Selalu dan selalu melihat siapa yang bersungguh-sungguh dan siapa yang terlena dan berputus asa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Dyah, Allah selalu bersama orang yang bersungguh-sungguh ya Bu, siip :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)