Kualat!



Kau harus bisa, bisa berlapang dada
Kau harus bisa, bisa ambil hikmahnya
Karena semua, semua tak lagi sama
Walau kau tahu dia pun merasakannya
Bibir Dira yang mungil turut menyanyikan lagu ‘Lapang Dada’ yang dibawakan oleh band faforitnya Sheila On 7, khususnya sang vokalis Akhdiyat Duta Modjo atau yang biasa disapa dengan panggilan Duta. Sedari kecil, kakak perempuan Dira memperkenalkan lagu-lagu Sheila On 7 yang ia dengar lewat radio, hingga sekarang Dira menggunakan seragam putih abu-abu, Duta tetap jadi idolanya, tak pernah terganti.
Dira masih berusaha keras menyusun serpihan hatinya. Seminggu yang lalu hubungannya dengan Duta KW akhirnya putus. Adalah Bondan, murid kelas IX yang wajahnya mirip dengan Duta dan berhasil memikat hatinya dengan lagu ‘Jadikan Aku Pacarmu’ yang juga milik Sheila On 7. Selama tiga bulan sepuluh hari dunia bagai milik mereka berdua, dan hingga akhirnya pada suatu hari Dira memergoki Bondan sedang ngedatedengan Santi, anak baru di kelas VII-6 yang sejak hari pertama kedatangannya memang banyak memikat murid cowok di Sekolah Harapan Bangsa, khususnya Bondan yang merupakan salah satu murid terkece, idaman banyak cewek.
“Ternyata muka sama kelakuan beda jauh, aku benci kamu, Bondaaaaannn!” Teriak Dira dari dalam kamarnya.
Mamanya yang sedang memasak di dapur langsung terkejut dan lantas bertanya, “Dira kamu kenapa?”
Not father, Ma.”
“Kamu ngomong apa?” Tanya sang Mama merasa kurang jelas.
Not father, alias nggak papa.”
“Dasar anak abg sekarang.” Mamanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.
“Ma, aku boleh minta uang nggak?”
“Buat apa?”
“Aku mau nonton Sheila On 7 di acara Soudrenalin di Bali, boleh ya Ma?” Pinta Dira dengan wajah memelas.
Mamanya menggeleng. “Nanti kalau kita liburan ke Jogja, kan kita bisa mampir tuh ke basecampnya.”
“Tapi yang ini kan beda, Ma.”
“Jangan-jangan ini alasan kamu aja ya biar bisa menghindar dari Bondan?” Goda sang Mama sambil menyubit pipi Dira.
Dira terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan Mamanya yang dirasa sulit.
***
Ting.. Ting.. Ting.. 
“Eh, ada tukang bakso lewat tuh!” Ucap seorang cowok sambil mengejutkan Dira. Eaaaa, modus nih, modus
“Bukaaaaann, itu kan tanda bel istirahat selesai.” 
“Oiya..... sekolah yang aneh......” 
Lo tuh yang aneh.” Dira melihat sekilas wajah cowok tersebut dan kemudian membuang mukanya, bergegas menuju kelasnya. 
“Eh, nama lo siapa? Kita kan belum kenalan. Nama gueDayat.” Ucap cowok tersebut, sok kenal sok dekat. 
Dira tak menjawab. Hanya bicara dalam hati. Siapa sih tuh cowok, dasar tengil. Kayaknya gue belum pernah liat sebelumnya
Saat sedang ke toilet, Dira bertemu lagi dengan cowok tengil yang mengaku sebagai Dayat tersebut. 
Cowok tengil itu lagi.. Batin Dira, mempercepat langkahnya, canggung
“Hai, Dira.. Pulang sekolah kita ketemuan lagi yuk di kantin.” 
Duh, ngapain sih pake nyapa-nyapa segala? Eh tapi diliat-liat mukanya ganteng juga ya, walau nggak kayak Om Duta.“Mau ngapain ketemuan di kantin? Mau traktir aku? Maaf aku udah kenyang.” Kali ini Dira agak geer dengan ajakan si Dayat. 
“Nggak, aku cuma mau minta anter bayar utang ke Bu Atun.” Jawab Dayat santai. 
Haiiiissssh.. Kutukupret.. Siaaalll.. Maki Dira dalam hatinya. 
***
Rambut berjambul, badan kurus kering, tak pernah absen mengunyah permen karet, kece dan juga pintar, itulah Dayat. Mengingatkan Dira pada tokoh Lupus karangan Hilman Hariwijaya yang juga ia suka karena kakaknya. Di perpustakaan mungilnya, memang berjejer beberapa novel Lupus, mulai dari Lupus kecil, Tangkaplah Daku Kau Kujitak,  hingga Lupus Milenia. 
“Eh, kenapa gue jadi keinget Dayat? Helloww pelis bangedh gela kalo gue sampe naksir dia, cowok tengil begetuh, ogah!” Mendadak bahasa alay Dira muncul. 
Tanpa ia sadari, kakaknya yang sedari tadi ada di dekatnya pun ikut angkat bicara “kenapa kamu dek? kesambet?” 
“Aaaah kakakkkkkk, kakak kok tetiba muncul sih?” 
Dan tawa pun pecah diantara keduanya. 
*** 
Seminggu lagi adalah hari pemilihan Putra dan Putri Sekolah. Dira yang tak begitu berminat untuk mengikuti ajang tersebut tampak cuek bebek dengan riuh yang ditimbulkan oleh teman-temannya. 
Heboh banget sih kayak pada ketemu Adam Levine aja. 
Di majalah dinding sekolah tampak beberapa foto terpampang. Ada rasa penasaran juga di hati Dira yang pada akhirnya mengantarkannya untuk segera melihat. Diantara desakan teman-temannya, Dira melangkah maju. Beberapa murid ia kenal dengan baik. 
Sebut saja si Mawar, namanya sering digunakan dalam acara berita investigasi di televisi, suaranya tak cempreng seperti yang biasa kita dengar di acara tersebut, dia cantik karena dia sering dandan, coba make up nya dihapus, pasti wajahnya sebelas dua belas dengan.. ah tak perlu disebutkan. 
Lalu si Badrun, cucu dari Engkong Sholeh, yang punya tanah dan kontrakan di mana-mana. Nama boleh Badrun, tapi tampang nggak kalah kece dibanding dengan Reza Rahardian. Nggak salah banyak cewek yang antri demi mendapatkan hatinya. 
Berikutnya Kemal, walau sama-sama memiliki hobi stand up comedy, tapi dia nggak ada hubungan darah kok sama Kemal Pahlevi, hanya kesamaan nama. Muka juga beda jauuuhhh, bila Kemal Pahlevi ganteng di atas rata-rata, Kemal yang ini ganteng dibawah standar, standar sepeda! Hhaha.. 
Eit, bentar, sebentar ada dua foto yang Dira kenal. Siapakah dia? Hhmm, baru liat fotonya saja darah Dira mendadak mendidih. Sepertinya tak perlu disebutkan karena akan membuat Dira nangis Bombay seketika. Malu kan? Memang siapa sih? Narasi kok setengah-setengah,bikin yang baca penasaran aja! Itu, dua sejoli yang sedang dimabuk cinta, masa kalian nggak pada tau sih? Bondan dan Santi, ups! Tuh kan keceplosan.
Lupakan dua sejoli itu, dan kita lanjut ke peserta berikutnya. Hhm wajah tengilnya berasa familiar banget di mata Dira. 
“Oh, GOD, Dayat? Dia ikutan juga?”
Sontak murid-murid yang sedang memadati area mading terkejut. Ada yang cekikikan, ada yang melihat aneh ke arah Dira, mungkin dipikir obat Dira tertinggal sehingga Dira lupa minum obatnya. Ada juga yang malahngecengin
“Ciiieee, Dira ciieee..” 
“Apaan sih?” Jawab Dira ketus. 
Dira langsung ambil sikap mundur dari kerumunan, sambil berpikir “kenapa juga ya gue segitu kagetnya liat foto Dayat. Ah, siapa dia? Apa peduli gue?” 
Jam istirahat tinggal lima menit lagi, teman sebangkunya, Anggi memanggil Dira untuk segera masuk kelas. Dira mengangguk, sambil melangkahkan kakinya menuju kelas. 
“Ra, lo tau nggak? Dayat tuh kece banget ya?” 
“Kece apanya, biasa aja gitu.” 
“Ya iyalah menurut lo nggak kece, kan mukanya Dayat nggak mirip sama Om Duta, jelas lo nggak ngeliat ketampanannya. Lo sih terlalu terobsesi punya pacar mirip Om Duta.” 
Whatever lah, Nggi..” 
***
Sore itu tampang Dira tampak kecut. Ponselnya sejak tadi masih ada di genggamannya. Ia kesal karena setelah telepon ke beberapa temannya, tak ada satupun yang bisa menemaninya ke toko buku. Begini nih jadi jomblo, kemana-mana sendiri, nggak ada yang nganter
Dengan lesu, Dira melanjutkan tujuannya, melangkahkan kaki walau berat, ke sebuah toko buku terlengkap yang berada tak jauh dari rumahnya. Dari satu rak ke rak yang lainnya Dira membaca, belum juga ada yang pas dengan hatinya. Uh, masalah milih buku aja begini apa lagi urusan milih cowok. Batin Dira mendadak curhat. 
Persis ketika Dira memegang ujung buku, ada tangan lain yang juga memegangnya. Ah, siapakah dia? Dengan tatapan malu Dira melihat ke arah wajah pemilik tangan itu. Hah, dia lagi dia lagi? Sumpah ya, ini kayak adegan di FTV! Maki Dira dalam hati. 
Nggak nyangka ya dunia begitu sempit, walau kita satu sekolah, jarang ketemu, akhirnya kita ketemu juga disini.” Ucap Dayat dengan pede tingkat dewa.
Dira menghela napasnya. 
“Nggak usah baper gitu kali, gue mah orangnya gitu.” 
Haaaiiisssshh.., tampaknya dari kepala Dira keluar dua buah tanduk persis seperti tanduk hellboy.
“Dira, kamu punya KTP nggak?” 
“Buat apa?” 
“Biar aku bisa mengenal kamu lebih dalam.” 
Dira melengos. Makin tengil aja kelakuan nih cowok!Ungkapnya dalam hati. 
***

Semenjak pertemuannya dengan Dayat di toko buku tersebut, Dira mulai merasa gelisah, seringkali ia teringat wajah Dayat yang ternyata setelah dilihat-lihat mirip dengan Robert Pattinson. Ah, bodohnya gue yang udah sering jutekin Dayat, nyesel deh gue! Semoga aja belum terlambat
Bila Dira dalam MTGA alias Masa Terbilang Galau Akut, hal yang dilakukannya adalah membuat puisi, dan tanpa Dira sadari, sebuah puisi telah ia buat untuk seorang Dayat. 
Oh, Dayat
Belakangan ini wajahmu selalu hadir memikat
Melihat senyummu aku jadi semangat
Aku bagai terjerat 
Oh, Dayat
Gawat
Sepertinya aku kualat
Semoga saja belum terlambat
Berharap di hatimu, namaku terpahat
Dira membayangkan Bondan akan cemburu bila ia jadian dengan Robert Pattinson KW alias Dayat. Dira melipat kertas yang berisi puisi yang baru saja ia tulis. Dalam hitungan per sekian detik, ada bunyi ketukan pada pintu ruang tamu. Dia mencoba keluar kamar dan bergegas untuk membuka pintu. Seorang cowok berdiri dengan gagah memberi sebuah booklet mawar, wajah itu, wajah yang mirip Robert Pattinson. 
“Oh Dayat……… Selamat datang. Aku nggak mimpi kan?” 
Nggak kok kamu nggak mimpi, kalo nggak percaya coba aja cubit pipi kamu.” 
“Makasih ya kamu udah repot-repot kasih bunga ke aku…” Ungkap Dira, sumringah. 
“Lho, bunga itu bukan buat kamu. Aku datang ke sini karena ada tugas dari toko bunga milik papaku, ini rumah Ny. Sugandi kan?”
Glek! Medis mana medis.


Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan
Diikutsertakan dalam event Fiksi Penggemar Rumpies The Club
Kata yang dicetak tebal adalah judul lagu dari Sheila On 7
Sumber Ilustrasi (1) dan (2) : www.nyunyu.com


Komentar

  1. Lucu....gaool bangett, ada unsur alay nya jg...keren deh pokoknya

    BalasHapus
  2. kereen saya mah nggak bisa bikin fan fiction two tumb up buat mbak putri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Fabina tuh bisa aja deh mujinya, sayah mah apah atuh bu, hhehe :D

      Hapus
  3. Untung yang dibawa bunga, bukan kuliner...
    nti bisa jadi malah buru2 ke dapur nyari rantang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lhaaa itu hobi sayaaaa, kalo liat makanan bawaannya pengin ngambil piring ato rantang =D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)