Pada Pemakaman Rasa


sekian tahun berlalu
dan aku terus berjalan
sayangnya, kali ini ke arahmu
: pemakaman rasa yang telah terkubur

bayangmu layaknya udara yang aku hirup
tak dapat kuusir barang sedetikpun
dan engkau menjelma serupa gaib
: aku kehabisan napas

kenangan memang tak pernah permisi
entah pura-pura atau bagaimana
ia selalu datang dan pergi seenaknya

tanpa perlu meminta izin
apakah aku berkenan atau tidak

tanpa perlu ucapkan maaf 
atas luka yang kembali terbuka 

tanpa peduli seberapa keras
aku dulu berusaha menguburkannya

tanpa mau tahu derasnya air hujan
yang turun dari bola mataku
ketika aku tancapkan nisan
pada gundukan rasa cinta kita yang telah mati

aku berduka
kau pun begitu
lalu berjalan pulang
meninggalkan separuh nyawa yang tertinggal
di pemakaman rasa


*Ilustrasi : Pemakaman Rasa

Komentar

  1. Puisi Mbak Putri selalu menyentuh perasaan, saya nggak bisa bikin yang seperti ini. Sungguh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Fabina, wah bikin saya tersanjung nih. Padahal saya ngiri bangert lho sama tulisan-tulisan bu fabina yang bagus itu hhehe, makasih ya bu ;)

      Hapus
  2. Hadeeeeh......galau lagi. Tapi emang Putri banget sih....#pukpuk

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)