Sebelas (yang Terindah)



Semilir waktu menyapa, mengingatkan aku pada sebelas tahun yang lalu. Saat ikrar janji sehidup semati terucap dari bibir manismu.

Entah apa yang dapat menggambarkan perasaanku saat itu. Bahagia dan haru seketika menyeruak. Malaikat bagai kupu-kupu yang beterbangan, meng-aamiini sumpahmu, sumpahku, sumpah kita : saling setia.

Bunga yang bermekaran pun jadi saksi, dua hati dimabuk cinta. Bila saja aku setangkai mawar, maka kelopakku adalah ungkapan cinta yang memancar, dan duriku menyimpan rindu yang tak dapat kau tawar.

Engkau, lelaki yang halal bagiku, bukan kesempurnaan yang aku cari, tapi ridhomu yang akan mengantarkanku tuk gapai Ridho-Nya.

Lelakiku, imamku, ayah bagi anak-anakku, terima kasih atas sebelas tahun kebahagiaan yang tlah kita lewati bersama.

Asa yang pernah kita tanamkan dahulu, semoga kelak bukan sekadar mimpi. Namun mengurai menjadi marcapada.

Semoga begitu, dan seterusnya. Hingga usiamu, usiaku, usiamu bertemu dengan akhir waktu. Aamiin..


Dipersembahkan untuk Bu Dyah Rina, selamat hari ulang tahun pernikahan yang ke sebelas :)


Sumber Ilustrasi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)