Muhasabah
Tengadah tangan harapkan asa
Tangis pecah, mengingat diri berkalang dosa
Bibir tergerak ucapkan lantunan doa
Tak henti, kepada Engkau Yang Maha Kuasa
Panas, keringat mengucur deras
Perih kaki, lewati jalan nan terjal
Tentang hidup yang begitu keras
Siapkan diri, siapkan segala bekal
Selama diri masih bernapas
Berjuang, hingga nanti bertemu ajal
Tangis pecah, mengingat diri berkalang dosa
Bibir tergerak ucapkan lantunan doa
Tak henti, kepada Engkau Yang Maha Kuasa
Panas, keringat mengucur deras
Perih kaki, lewati jalan nan terjal
Tentang hidup yang begitu keras
Siapkan diri, siapkan segala bekal
Selama diri masih bernapas
Berjuang, hingga nanti bertemu ajal
Mohon ampun atas segala salah
Bila diri tak mampu menjaga lidah
Membuat hati perih tercercah
Bila diri tak mampu menjaga lidah
Membuat hati perih tercercah
Mohon ampun atas segala kisah
Bila kaki salah melangkah
Membuat alpa semakin merekah
Bila kaki salah melangkah
Membuat alpa semakin merekah
Dengan menyebut nama-Mu
Dan hanya kepada-Mu
: hamba berkeluh kesah
: hamba berserah
: hamba berpasrah
Dan hanya kepada-Mu
: hamba berkeluh kesah
: hamba berserah
: hamba berpasrah
Sumber Ilustrasi : Muhasabah
Kalau urusan puisi apalagi religion asli nyerah sebelum nyoba. Langsung baik kanan dan lari kencang lalu sembunyi di kapan tongkang...
BalasHapusBu Dyah, ini juga deg-degan bu postingnya, takut banyak yang salah dari kalimat-kalimatnya, hehe.. Met puasa ya buuuuu.. :)
BalasHapuswow...merinding bacanya...untaian kata dari lubuk hati terdalam selalu menggetarkan sanubari
BalasHapusBu Fabina, hanya ungkapan hati seorang pendosa kok bu, makasih ya :)
HapusInspiratif....
BalasHapusBikin yg baca introspeksi diri kembali
Pak Pical, jadi sama-sama introspeksi ya pak :)
Hapussalut...
BalasHapusMas Ryan, Ger*y salut? #eh :)
Hapus