Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Lelaki yang Diterjang Kantuk Itu

Gambar
*) Kilau hari-hari Dan birunya langit Terhapus rasa indah Terpejam oleh lelah Sesekali kantuk menerjang Dibiarkannya angin membelai matanya, beberapa saat : Lelah dan kantuk melebur Sementara bunyi langkah kaki yang berlalu lalang tetap terdengar Seakan mengingatkan : Bahwa hidup adalah sebuah perjalanan panjang

Masih Tentang Kamu

Gambar
Adakah yang lebih indah? Selain merapal rindu yang tak terbendung Menyebut namamu dalam setiap doaku Dan mengajakmu berkunjung dalam mimpi

Madu

Gambar
“Sayang, apa kamu akan suka bila aku berikan madu?” “Pasti, Sayang.” Lani tersenyum, tangannya masih sibuk melarutkan gula dalam secangkir teh hangat yang akan disajikan untuk suaminya. “Benarkah?” Suaminya bertanya lagi.

Menanti Galih Kembali

Gambar
Katanya, ia akan segera kaya raya dan bersedia menikahiku, asal aku mau bersabar menjaga cinta ini agar tidak padam. Ya, ia berjanji padaku, akan mencintaiku sepanjang usianya. Dan aku percaya itu. Galih, ia adalah kekasihku sejak enam bulan yang lalu. Ia seorang pekerja keras. Pagi hingga siang hari ia membantu Pak Manta berjualan sayur mayur di Pasar. Sore hari ia beristirahat sebentar, sementara malam hari ia juga mencari pekerjaan tambahan, uang yang dihasilkan pun lebih banyak dibanding hasil upah bekerja dengan Pak Manta.

Penjual Kopi yang Bangun Kesiangan

Gambar
Sepuluh menit lagi menuju pukul sebelas malam. Salim sudah hampir selesai merapikan kumpulan bangku dan meja di kedai kopinya. Kedua karyawannya baru saja pulang beberapa menit yang lalu. Temperatur ruangan menjadi semakin dingin, bersamaan dengan datangnya seorang wanita berbaju serba putih. Bergegas ia mendekati wanita berambut panjang tersebut sambil menyodorkan daftar menu.

Remaja

Gambar
secarik kertas berwarna biru muda tersimpan rapi di bawah meja ada pesan tersampaikan lewat kata kata yang terangkai melalui kertas dan pena

Sebuah Harapan

Gambar
Mungkin hati ini yang terlalu beku. Seperti takut berharap lalu dikecewakan, berharap lagi lalu dikecewakan lagi.

Langkah Kaki yang Tak Pernah Gontai

Gambar
Dia berjalan Meminjam hujan Untuk menyembunyikan  air matanya Dia duduk sejenak Meminjam angin Untuk menghapus peluhnya

Renjana dan Dua Cangkir Kenangan

Gambar
Satu jam yang lalu aku bertengkar, bertengkar pada kata-kata yang ingkar. Seperti bayanganmu yang masih saja ingkar pada janjinya, janjinya yang tak akan terus datang mengganggu setiap mimpi-mimpiku. Aku berjalan ke sebuah meja yang letaknya berada di paling ujung. Di sana aku dan kamu biasa menghabiskan waktu bersama, saling bercerita, saling melemparkan senyum. Kita tak pernah kehabisan topik pembicaraan, dan hanya ada satu yang dapat menghentikannya, suara pramusaji yang berteriak bahwa kedai kopi sebentar lagi akan ditutup, karena waktu sudah larut malam.