Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Arnold Leopard

Gambar
Sepertinya aku jatuh cinta. Lelaki misterius itu selalu membuatku candu. Awalnya aku hanya melewati sebuah rumah megah bercat merah. Aku sendiri tak tahu apa yang sedang dia lakukan saat itu. Hari-hari berikutnya, aku melakukan hal yang sama, melewati rumah yang sepertinya lebih cocok bila disebut dengan bangunan tua. Lelaki itu lagi. Selalu dengan posisi yang hampir sama, duduk di bangku besar dengan secangkir minuman, atau duduk dengan sebuah buku di genggamannya. “Maaf……” Tanganku seakan lancang membuka pintu tanpa permisi terlebih dahulu. Dia tak berkutik, hanya menoleh sedikit tanpa mengatakan apa-apa. “Maaf, aku lancang, aku hanya ingin tahu…... Ah, kau tinggal sendiri?” Lanjutku memecah keheningan. Lagi, tak ada jawaban. Dasar aneh! Batinku. Aku mulai kesal dibuatnya, tanpa pikir panjang, aku beranjak pergi meninggalkan rumah tersebut. “Tunggu.” Lelaki tadi memanggilku. “Arnold.” Ucapnya sambil mengulurkan tangan. Akupun mengulurkan tangan tanpa ragu. “

Sebuah Penantian di Ujung Dermaga

Gambar
"Aku sayang kamu.." Jemarimu membelai pipiku, hembusan napasmu berlari bersamaan tiupan angin yang menyapu dermaga sore ini. Aku hanya menatap sejenak, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. "Kapan kamu mau percaya?" Aku hanya melemparkan isyarat, menggeleng serta mengangkat bahu. "Senja yang jadi saksinya," ucapmu meneruskan. "Kenapa hal yang kita sukai, harus menjadi saksi sebuah perpisahan, yang juga merupakan sebuah kesedihan?" Tanyaku. Kamu menghela napas. "Belum waktunya." "Sampai kapan?" tanyaku kembali. "Aku janji akan kembali, untuk kamu. Mungkin butuh waktu yang agak lama, semoga saja kamu sabar menanti." "Ya, tak ada pilihan lagi." ucapku mulai pasrah. "Berapa lama?" Kamu lalu menyebutkan angka tiga. Tiga tahun untuk sebuah penantian, sekaligus pembuktian. Kala itu kita berbincang di bawah naungan langit yang cukup bersahabat. Hingga akh