Balada Rasti dan Adin



“Pryang!!!”

Sebuah suara keras terdengar jelas dari dalam rumah. Sepertinya suara piring yang dilempar kemudian pecah berkeping-keping. Ada suara lainnya juga yang Rasti dengar, yaitu tangisan ibunya. Ibunya yang menangis sambil menggendong adik kecilnya yang masih balita. Ibunya yang menangis karena bertengkar dengan ayahnya.

Rasti menutup telinganya dengan kedua tangan. Hampir setiap hari kejadian serupa terjadi, baik siang maupun malam. Sama halnya dengan Rasti, para tetangga pun ikut tutup telinga atas pertengkaran kedua orang tuanya. Anak perempuan yang usianya sudah pantas masuk sekolah dasar itu hanya bisa terdiam atau menangis melihat tingkah kedua orang tuanya. Bahkan, tanpa rasa iba, ayahnya kerap kali memukuli Rasti juga adik-adiknya.

“Dek, pergi dari rumah yuk?” ajak Rasti sambil menggenggam tangan adiknya, Adin.

“Ke mana, Kak?”

“Ke mana aja. Ayo ikut Kakak.”

Adin menuruti ucapan kakaknya itu, kemudian bergegas ke luar rumah. Bising. Jengah. Itulah sedikit dari banyak hal yang mereka rasakan.

Dua pasang kaki mungil itu menelusuri jalan tanpa tujuan. Di ujung jalan sana, sekitar lima rumah setelah rumah mereka, ada lahan kosong yang dipagari, di dalamnya banyak pohon pisang yang ditanam berjejer. Beberapa teman sebaya mereka seringkali bermain-main di sana. Main masak-masakan, petak umpet, atau bila malam hari tiba, tak sedikit dari mereka yang bermain petasan.

“Ayo kita duduk.”

Adin hanya melamun ketika Rasti mengajaknya duduk.

“Main di sini aja,” ucap Rasti meyakinkan adiknya.

Tanpa aba-aba tambahan, keduanya kini telah duduk beralaskan tanah.

“Eh, itu ada tas. Kita main mama-papaan yuk. Aku jadi mamanya, kamu jadi papanya. Ceritanya aku mau pergi kerja dulu ya,” jelas Rasti. Sesekali tangannya merogoh tas lusuh yang sudah dibuang oleh pemiliknya itu.

Adin hanya melihat gerak tubuh kakaknya. Sesekali ia tertawa, tak jarang ia seperti kebingungan harus melakukan apa.

Beberapa langkah dari mereka, terdapat sebuah buku tulis yang juga telah terbuang. Rasti kemudian merobek kertas-kertas yang ada dalam buku tersebut dalam ukuran yang cukup kecil, kurang lebih sama dengan ukuran uang kertas pada umumnya.

“Nah, ini ceritanya uangnya, ini uang dua ribu, yang ini lima ribu, nah kalo yang ini sepuluh ribu,” ucap Rasti menjelaskan lagi. Adin masih terlihat pasif sambil sesekali menganggukan kepalanya, entah mengerti atau tidak dengan ucapan kakaknya itu.

Beberapa menit berlalu, keduanya semakin larut dengan dunia yang mereka ciptakan. Sepertinya tak ada rasa panas atau kegerahan yang mampir pada tubuh mereka. Padahal waktu telah menunjukkan pukul sepuluh lebih dua puluh menit. Hingga sebuah suara tampak mengejutkan keduanya.

“Rassstiiiiiiii..!! Adiiiiinnnnnn..!! Ngapain kalian di situ?!”

Ada ketakutan yang terlihat jelas di wajah Rasti dan Adin. Ternyata ayah mereka. Ya, ayah mereka datang menjemput, dengan membawa sapu, dan siap memainkan gagangnya pada tubuh mereka. 



@poetri_apriani

ilustrasi adalah milik penulis

Komentar

  1. Wadu .....
    Sedih ceritanya mba .....

    BalasHapus
  2. Serem ayahnya. Kasihan Rasti dan Adin

    BalasHapus
  3. Sedih bacanya, anak-anak yang mesti jadi korbannya. Ceritanya bagus, mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seringkali begitu, anak-anak yang jadi korban. Terima kasih hadirnya :)

      Hapus
  4. Ayoo adiiin kita lari lagi yuuk ~

    BalasHapus
  5. Salam para POKERMANIA....
    POKER99 situs Poker Online Terbaik & Terpercaya mengadakan
    Hot Promo :
    - Bonus Extra Deposit 10% ( Max 50Ribu )
    - Dalam 1 hari bonus hanya di berikan 1 kali
    - Maksimal bonus yang di berikan 50.000 / hari
    - Pengambilan bonus harus di konfirmasi ke live chat terlebih dahulu
    - Minimal turn over harus mencapai 3x dari nilai deposit anda
    NB : jika ada terdapat unsur kecurangan maka bonus akan kami tarik kembali
    Mari segera daftarkan diri anda dan nikmati bonus deposit nya setiap hari

    Jangan Lupa Memberitahukan Promo Menarik ini kepada Kerabat Anda.
    Silakan hubungi kontak cs kami untuk info"nya biar lebih jelas

    LIVECHAT : http://bit.ly/1TTxFqq / http://bit.ly/1WCbo4A
    FB : http://bit.ly/1TP3NJ2
    PiN BB : 5C0356AE
    WA : +669 8314 500
    YM : Poker99_cs1

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)