Pada Akhirnya


Kala itu, langit telah menghapus tangisannya
Ilalang datang menjemput, membawa pesan
Mau dibawa ke mana serpihan luka ini?
Dilempar ke laut agar tak pernah kembali?
Dibakar habis menjadi abu?
Atau tetap akan disimpan rapat-rapat dalam hati?
Menunggu busuk dan bau menyengat datang?

Ada belati tergeletak tak bertuan
Kamu mulai mengasahnya sejak lama
Katamu, belati itu akan kau gunakan untuk membunuh rindu
Rindu kita yang berjarak
Agar cinta kita semakin dekat
Cinta kita yang seakan tak kenal usang

Tapi waktu yang diam, kini mulai berani bicara
Ditemani takdir yang tak mampu aku pahami
Yang tak mampu aku lawan
Adakah penawar takdir?
Agar semua berjalan sesuai rencanaku
Aku harus membelinya di mana?

Pada akhirnya Tuhan yang berbaik hati menunjukkan semua
Topengmu hancur
Dan kau kini tak mampu lagi berkata
Selain mengiyakan tanda seruku
Di antara ribuan tanya yang menggelinjang


@poetri_apriani

Sumber Ilustrasi Gambar

Komentar

  1. Merinding bacanya, Mbak... Kayak ada energi apa gitu menjalari seluruh tubuh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)