Penghalang


Sebut saja aku benalu
Yang katamu, aku sebagai penghalang
Atas nafsumu yang ingin menghisap madu
Dari cantiknya pesona sang kembang
Bahkan tiada lagi ada ragu
Karena semua mata seakan memandang
: wanita yang luluhkan hatimu

Katamu, hatimu telah lama gersang
Lalu bagaimana dengan aku?
Kau teriak penuh lantang
Mengharap iba mereka jatuh ke tanganmu
Aku tak lantas menyerang
Karena aku tau, siapa aku
: hanyalah sepercik debu di padang ilalang

Telah kita lewati ombak yang seringkali pasang

Tidakkah kau berpikir, bahwa kita akan lebih kuat bila menghadapinya bersama?
: bicara dari hati ke hati
: mengadu pada siang
: berdamai dengan senja
Bukan dengan cara sembarang
Karena bahagia tak akan ke mana-mana
: ia akan tetap di sisimu, bila kau jelang

Aku adalah penghalang

Bagimu yang sedang mabuk kepayang
Kau terlalu jauh melayang
Hingga luput dari pandang

Tapi aku tetaplah aku

Karena itu bukan inginku
Bagiku, ini hanyalah secarik takdir
Yang tetap harus dilalui walau terasa getir

Maaf aku bukan penghalang

Lanjutkan saja bila kau tetap inginkan dia
Aku akan tetap berdendang
Lantunkan syair, yang tangguhkan jiwa

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Kumpulan Fiksi Kilat (6 Kata)