Wanita Penukar Mimpi

Ilustrasi (noretz-area.blogspot.com)
Langit masih melukis malam
Rembulan masih berjaga
Ia berbincang, menghabiskan waktu bersama bintang-bintang
Masih ada setengah perjalanan lagi menuju pagi
Sepertiga malam
Ada terbangun wanita-wanita
Yang rela menukar mimpinya dengan keringat
Ketika semua netra masih terpejam
Mimpi yang seharusnya ia rajut dengan indah, ia tinggalkan
Juga si kecil yang masih terlelap
Bergegas engkau menuju rumah kedua
Terkadang ada suami yang mendampingi
Namun ada kalanya juga kau sanggup bila harus berjalan sendiri
Melawan sepi yang hantui tiap langkah
Melawan dingin yang menusuk hingga titik kalbumu
Dirumah keduamu
Kau hentakkan niat tulus
Meringankan beban suami
Tingkatkan ekonomi keluarga
Siapa lagi kalau bukan demi anak-anak tercinta
Berharap masa depan buah hati kan cerah
Disana kau berjalan puluhan meter
Dari tempat yang satu ke tempat yang lain
Terjadi tawar menawar
Hingga akhirnya kau dapatkan
Sekarung sayur mayur dan ikan-ikan yang masih segar
Tak pernah sedikitpun kau keluhkan
Segala lelah yang kau rasa
Para muadzin berlomba mengumandangkan subuh
Kau berlari, seakan berkejaran dengan waktu
Bersaing dengan ayam yang hendak berkokok
Kau ini benar-benar wanita perkasa
Karung belasan kilo mampu kau angkut
Dengan tangan mungilmu, dengan tangan lembutmu
Sementara si kecil masih juga terlelap
Ketika kau tiba dirumah kembali
Dengan keringat bercucuran
Dengan nafas tersenggal
Kemudian diambilnya air wudhu
Menyegerakan pertemuan dengan-Nya
Bukan sekedar melaksanakan yang wajib
Tetapi juga mengucap syukur
Atas segala nikmat yang telah diberi
Wanita hebat
Kau bukan hanya tangguh perkasa
Namun hatimu juga mulia
Bersahaja..
Putri Apriani, 15 Maret 2014
Komentar
Posting Komentar