Tragedi Martabak Manis
Waktu aku sedang menulis
Aku merasa meringis
Ternyata perut ku yang sedang menangis
Rasanya malam itu lapar sadis
Aku lihat di meja makan, ada martabak manis
Tak mungkin tak ku gubris
Seolah martabak berteriak ingin di iris
Wow aku tak mampu menahan liur ini
Lalu aku ambil pisau di dalam lemari
Kusiapkan jemari jemari
Untuk tetap hati-hati
Dan siap menikmati
Aku mengambil martabak sambil berdendang
Karena tidak mungkin jika sambil kayang
Lama-lama perutku sudah tidak kerontang
Sekarang aku merasa kenyang
Karena ternyata yang kuhabiskan bukan sekotak, tapi serantang!
Lalu tiba-tiba ibu datang
Jantung ku pun berdegup kencang
Kata ibu “kenapa kau lancang?”
“Martabak itu pesanan orang!”
Wahh..bu, kenapa dari tadi tidak bilang??
Putri Apriani, 18 Desember 2013
Sumber Ilustrasi (dodonjerry.blogspot.com)
Komentar
Posting Komentar