Tragedi Martabak Manis

13873785861799010830

Waktu aku sedang menulis
Aku merasa meringis
Ternyata perut ku yang sedang menangis
Rasanya malam itu lapar sadis
Aku lihat di meja makan, ada martabak manis
Tak mungkin tak ku gubris
Seolah martabak berteriak ingin di iris

Wow aku tak mampu menahan liur ini
Lalu aku ambil pisau di dalam lemari
Kusiapkan jemari jemari
Untuk tetap hati-hati
Dan siap menikmati

Aku mengambil martabak sambil berdendang
Karena tidak mungkin jika sambil kayang
Lama-lama perutku sudah tidak kerontang
Sekarang aku merasa kenyang
Karena ternyata yang kuhabiskan bukan sekotak, tapi serantang!
Lalu tiba-tiba ibu datang
Jantung ku pun berdegup kencang
Kata ibu “kenapa kau lancang?”
“Martabak itu pesanan orang!”
Wahh..bu, kenapa dari tadi tidak bilang??


Putri Apriani, 18 Desember 2013

Sumber Ilustrasi (dodonjerry.blogspot.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Makarizo Solusi Cara Merawat Rambut Rusak Secara Alami

[FF 200 Kata] Desa Kerdil