Ketagihan Ngutang

Lina kembali mendatangi rumahku, ketika aku
baru saja duduk di sofa sambil meminum segelas teh hangat setelah lelah pulang
dari kantor. Ini adalah kesekian kalinya ia merengek, memintaku untuk
meminjamkan uang kepadanya.
“Kebutuhanku
lagi banyak nih, gaji suami juga pas-pasan, belom dipotong hutang-hutang gue
yang lain sis.”
Yaa begitulah setiap bulannya, gali lubang
tutup lubang. Hahhh..aku pun rasanya tak tega jika membiarkannya begitu saja,
bagaimanapun ia orang baik, beberapa kali aku dibantu oleh keluarga Lina.
Mereka memang orang yang senang membantu walau sederhana. Maka dari itu pun aku
tak segan meminjamkan uang jika ia sedang mengalami kesulitan.
**
Sudah dua bulan ia tidak menemuiku, sempat
bertanya-tanya “ada apa ya dengan Lina?
Gak seperti biasanya dia gak datang kerumahku? Berhutang kepadaku?”
Hahaha.. Aku tertawa sendiri, sepertinya aku yang ketagihan memberikan hutang
kepadanya. Selang beberapa hari kemudian, benar saja ia
bertandang kerumahku, namun kali ini agak berbeda. Aku berpikir sejenak, apa
yang kira-kira berubah dari Lina?
“Yap..ketemuuuuu..!!” Penampilannya saat ini lebih nyentrik dari
biasanya, ia datang dengan motor matic,
sepertinya baru, terlihat dari warnanya yang masih kinclong. Dan woww..aku
lebih terkejut lagi ketika melihat perhiasan emas yang bertengger mulai dari
jari, lengan hingga leher, semuanya! Usil, aku pun mulai menggodanya.
“Yaa..yaa
gue tau kenapa lo udah gak pernah kesini lagi, ngutang sama gue lagi, ternyata
abis dapet rejeki nomplok yaa? Hahahaaa..” Lina hanya tersenyum, mukanya memerah.
Usut punya usut ternyata hidup Lina memang
sudah berubah, ia sudah tak perlu merengek, berhutang kepadaku lagi. Sudah
dapat aku tebak ia akan lupa begitu saja karena ia merasa dirinya sedang di
atas awan, sekarang mau apa saja pasti ia mampu membelinya, semua tercukupi,
lengkap.
“Oke, aku
sudah tak diperlukan, tak apa.”
Gumamku dalam hati.
**
Lama tak terdengar kabarnya, kali ini sudah
enam bulan. Aku pun enggan bertanya kabar. Handphone
ku berdering, ku buka, sms dari Lina.
“Siska, gue
mau kerumah lo ya, ada perlu nih?”
“Tumben lo
sms gue? Ada apa? Dateng aja..”
balas ku.
“Oke gue
meluncur ya sis?”
Lina datang dengan gelisah, seperti
terburu-buru.
“Sis, gue
butuh uang, SPP anak gue udah nunggak selama tiga bulan, suami gue sakit.”
Aku terkejut “Lho emangnya uang lo? Tabungan lo kemana?”
“Habis sis,
gue juga gak ngerti kemana, tau-tau udah abis aja tabungan gue”
Aku terdiam. Tak tahu harus bicara apa.
Hening.
“Ketagihan
ngutang, ckckckckkk..”
Putri Apriani, 24 Oktober 2013
Sumber Ilustrasi (http://foto-qt.blogspot.com)
Komentar
Posting Komentar