Ketagihan Ngutang

1382673401672881089

Lina kembali mendatangi rumahku, ketika aku baru saja duduk di sofa sambil meminum segelas teh hangat setelah lelah pulang dari kantor. Ini adalah kesekian kalinya ia merengek, memintaku untuk meminjamkan uang kepadanya.

“Kebutuhanku lagi banyak nih, gaji suami juga pas-pasan, belom dipotong hutang-hutang gue yang lain sis.”

Yaa begitulah setiap bulannya, gali lubang tutup lubang. Hahhh..aku pun rasanya tak tega jika membiarkannya begitu saja, bagaimanapun ia orang baik, beberapa kali aku dibantu oleh keluarga Lina. Mereka memang orang yang senang membantu walau sederhana. Maka dari itu pun aku tak segan meminjamkan uang jika ia sedang mengalami kesulitan.

**

Sudah dua bulan ia tidak menemuiku, sempat bertanya-tanya “ada apa ya dengan Lina? Gak seperti biasanya dia gak datang kerumahku? Berhutang kepadaku?” Hahaha.. Aku tertawa sendiri, sepertinya aku yang ketagihan memberikan hutang kepadanya. Selang beberapa hari kemudian, benar saja ia bertandang kerumahku, namun kali ini agak berbeda. Aku berpikir sejenak, apa yang kira-kira berubah dari Lina?

“Yap..ketemuuuuu..!!” Penampilannya saat ini lebih nyentrik dari biasanya, ia datang dengan motor matic, sepertinya baru, terlihat dari warnanya yang masih kinclong. Dan woww..aku lebih terkejut lagi ketika melihat perhiasan emas yang bertengger mulai dari jari, lengan hingga leher, semuanya! Usil, aku pun mulai menggodanya.

“Yaa..yaa gue tau kenapa lo udah gak pernah kesini lagi, ngutang sama gue lagi, ternyata abis dapet rejeki nomplok yaa? Hahahaaa..” Lina hanya tersenyum, mukanya memerah.

Usut punya usut ternyata hidup Lina memang sudah berubah, ia sudah tak perlu merengek, berhutang kepadaku lagi. Sudah dapat aku tebak ia akan lupa begitu saja karena ia merasa dirinya sedang di atas awan, sekarang mau apa saja pasti ia mampu membelinya, semua tercukupi, lengkap.

“Oke, aku sudah tak diperlukan, tak apa.” Gumamku dalam hati.

**

Lama tak terdengar kabarnya, kali ini sudah enam bulan. Aku pun enggan bertanya kabar. Handphone ku berdering, ku buka, sms dari Lina.

“Siska, gue mau kerumah lo ya, ada perlu nih?”

“Tumben lo sms gue? Ada apa? Dateng aja..” balas ku.

“Oke gue meluncur ya sis?”

Lina datang dengan gelisah, seperti terburu-buru.

“Sis, gue butuh uang, SPP anak gue udah nunggak selama tiga bulan, suami gue sakit.”

Aku terkejut “Lho emangnya uang lo? Tabungan lo kemana?”

“Habis sis, gue juga gak ngerti kemana, tau-tau udah abis aja tabungan gue”

Aku terdiam. Tak tahu harus bicara apa. Hening.

“Ketagihan ngutang, ckckckckkk..”


Putri Apriani, 24 Oktober 2013

Sumber Ilustrasi (http://foto-qt.blogspot.com)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia pada Sebungkus Es Mambo

Makarizo Solusi Cara Merawat Rambut Rusak Secara Alami

[FF 200 Kata] Desa Kerdil