Jiwa yang Telah Terpenggal

Nyanyian jiwa
Berjelaga
Merangkak pada lembah melata
Pijar lilin tak jua menyala
Pekatnya butakan aksara
Sepi
Yang ada hanya sunyi
Kemana perginya para bidadari?
Akankah dibalik awan mereka asik bersembunyi?
Pun tak ada pula jangkrik yang bernyanyi
Kosong
Yang ada hanya asap cerobong
Bau gosong
Serigala melolong
Anjing mengonggong
Pekat malam selongsong
Selamat Tinggal
Jiwa yang tlah terpenggal
Walau masih lekat berjengkal
Pahit mengaliri pangkal
Namun takdir tetap tak bisa disangkal
Kepada engkau (saudaraku) yang telah pergi
Aku tau wajahmu kini berseri
Tak lagi pucat pasi
Dulu rautmu dirundung duka tak bertepi
Panas terik sebagai payung dan alas kaki
Kemisikinan, jadi makanan sehari-hari
Bahkan kau seperti tak kenal nasi
Ku yakin kau bahagia kini
Karena kemiskinan tak kan hinggap lagi
Pergi bersama anganmu yang terus berlari
Putri Apriani, 19 Februari 2014
Komentar
Posting Komentar