Dan Ketika

Dia
bukan punggawa
Bukan
juga seorang pujangga
Dia
hanya senang merangkai kata-kata
Semuanya
tersimpan rapi dalam kotak aksara
Merapat
terikat indah membentuk banyak makna
Membidik
kagum pada siapa saja yang rela merenda
—–
Dan
ketika
Di
suatu senja
Dia
pergi berkelana
Berjalan
tanpa tau dosa
Menuju
pada sebuah kota
Tanpa
menunggu hujan reda
Dia
pergi mencari separuh jiwanya
Langkahnya
pun kini kian terasa hampa
Tiada
lagi cinta yang temani, hanyalah duka
Tiap-tiap
jari kakinya seakan terjebak pada jala
Sulit
untuk meneruskan, hingga sulit untuk di rasa
Namun
dia tetap tak mau memberi jeda pada tanya
Dia
tak hiraukan lagi semua rasa yang meraja
Pada
semua yang berjumpa dengan sapa
Pada
prasangka yang memuja
Bahkan
pada gelak tawa
Dia
kini mulai tak suka
Karena
yang ada
Hanya
hampa
Duka
lara
—
Kepada engkau, wahai gadis ayu
Yang dulu pernah mendayung cinta dihatinya
—
Putri
Apriani,
3 Februari 2014
Komentar
Posting Komentar